Kamis 10 Jun 2021 16:30 WIB

Dewan Muslim Kanada Desak Pertemuan Tinggi Bahas Islamofobia

Islamofobia minta dibahas oleh Dewan Muslim Kanada.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Dewan Muslim Kanada Desak Pertemuan Tinggi Bahas Islamofobia. Foto: Warga menghadiri peringatan keluarga Muslim yang ditabrak di luar Masjid London Muslim, London, Kanada, Selasa (8/6). Polisi mengatakan penabrakan itu didasari kebencian.
Foto: Nathan Denette/Pool via REUTERS
Dewan Muslim Kanada Desak Pertemuan Tinggi Bahas Islamofobia. Foto: Warga menghadiri peringatan keluarga Muslim yang ditabrak di luar Masjid London Muslim, London, Kanada, Selasa (8/6). Polisi mengatakan penabrakan itu didasari kebencian.

REPUBLIKA.CO.ID, TRENTON -- Sebuah kelompok Muslim di Kanada menuntut agar semua tingkat pemerintahan segera mengadakan KTT Aksi Nasional membahas Islamofobia. Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) membuat petisi daring dan telah mengumpulkan 22.287 tanda tangan pada Rabu (9/6) sore.

Seruan untuk bertindak ini didorong oleh kejadian pembunuhan empat anggota keluarga Muslim, korban serangan teroris tabrak lari di London, Ontario, Ahad (6/6) lalu.

Baca Juga

"Kami menyerukan kepada semua tingkat pemerintahan - federal, provinsi, teritorial, kota - di seluruh negeri bersatu dalam KTT Aksi Nasional tentang Islamofobia untuk mengambil tindakan segera membongkar bentuk kekerasan Islamofobia dan Islamofobia sistemik," ujar mereka dalam sebuah pernyataan dikutip di Anadolu Agency, Kamis (10/6).

Mereka juga menyebut tindakan tersebut merupakan hal yang mendesak dan sangat diperlukan, untuk memastikan tidak ada lagi orang lain yang menderita seperti yang dialami #OurLondonFamily.

Langkah NCCM mengikuti aksi berjaga yang dilakukan sehari sebelumnya di London dan seluruh Kanada, yang dihadiri oleh ribuan orang. Beberapa pihak mendesak para politisi tidak hanya mengungkapkan kesedihan atas kematian tersebut, tetapi untuk mengambil langkah-langkah memerangi Islamofobia.

Salah satu perwakilan dari Masjid London, Nusaiba Al-Azem, juga ikut menuntut sebuah aksi pertemuan tinggi segera tentang Islamofobia.

Salman Afzaal bersama sang istri Madiha Salman, putri mereka yang berusia 15 tahun Yumna Afzaal dan ibu Salman Afzaal tewas dalam sebuah kecelakaan yang direncanakan. Sementara, putra mereka, Fayez, masih dirawat di rumah sakit akibat cedera serius.

Mereka ditabrak sebuah truk saat berjalan-jalan dan berdiri di persimpangan, ketika truk seberat setengah ton melompati trotoar dan menabrak mereka.

Perdana Menteri Justin Trudeau, yang berjaga di London, mengatakan tidak ada keraguan bahwa itu adalah serangan teroris yang dimotivasi oleh kebencian.

Kejadian itu bukanlah serangan menghebohkan pertama terhadap Muslim di tanah Kanada. Empat tahun yang lalu pada 29 Januari 2017, seorang pria bersenjata menyerang Masjid Kota Quebec, menewaskan enam jamaah dan melukai 19 lainnya.

Bersamaan dengan petisi itu, NCCM juga membuat catatan menantang dalam pernyataannya. "Kami tidak akan pernah terintimidasi. Kami tidak akan pernah berhenti berbaris untuk cinta, keadilan dan kebaikan. Kami mendukung #OurLondonFamily."

Tidak ada pejabat pemerintah yang menanggapi seruan untuk bertindak ini.

Sementara secara terpisah, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) yang berbasis di AS, meminta Presiden AS Joe Biden mengutuk dan menghadapi fenomena Islamofobia global yang berkembang setelah serangan itu.

Dalam sebuah pernyataan, kelompok advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika itu juga mendesak Biden menunjuk seorang utusan khusus untuk memantau dan memerangi Islamofobia.

Islamofobia disebut telah menyebar dari Amerika dan membahayakan Muslim di Austria, China, Burma, Prancis, India, Israel, Kashmir dan banyak negara lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement