REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- DPRD DIY menyayangkan adanya kerumunan di berbagai gerai McDonald's di DIY yang terjadi pada Rabu (9/6). Pelanggaran protokol kesehatan ini terjadi buntut adanya peluncuran menu BTS Meal.
Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana pun meminta Satuan Tugas Penanganan Covid-19 untuk menutup sementara gerai McD di DIY. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kembali kerumunan.
"Saya menyaksikan sendiri kerumunan tersebut kemarin, dimana rekan rekan ojek online mengantre di berbagai cabang McD. Kami minta Satgas Covid-19 yang berwenang menutup sementara gerai-gerai McD di DIY yang terjadi kerumunan untuk mencegah agar jangan sampai terulang kembali," kata Huda, Kamis (10/6).
Huda menyebut, pihaknya mendukung para pelaku usaha dengan berbagai kreativitasnya untuk menghidupkan usaha. Sehingga, juga menggerakkan perekonomian khususnya di DIY.
Walaupun begitu, kesehatan dan perekonomian di masa pandemi Covid-19 ini harus berjalan beriringan. Huda menegaskan, hal yang tidak diinginkan adalah terjadinya pelanggaran terhadap protokol kesehatan.
"Saat ini kunci utama penanggulangan Covid-19 adalah kesadaran dan partisipasi warga. Dalam kondisi warga yang sudah baik kepeduliannya ini, mestinya tidak ada pihak-pihak yang menyelenggarakan acara dan menimbulkan kerumunan," ujarnya.
Terjadinya kerumunan di berbagai gerai McD ini diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak. Ia juga berharap agar pihak-pihak yang menggelar acara yang berpotensi menyebabkan kerumunan untuk dapat berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan taat akan protokol kesehatan.
Pasalnya, kasus terkonfirmasi positif di DIY masih terus bertambah tiap harinya. Bahkan, kasus baru didominasi mencapai lebih dari 200 kasus, bahkan pada 9 Juni 2021 kemarin tercatat 304 kasus baru yang dilaporkan di DIY.
"Kita berjuang keras agar tidak naik dan bisa terkendali. Pengendalian kasus Covid-19 juga menjadi kunci utama pergerakan ekonomi di DIY saat ini, jadi jangan terulang lagi pelanggaran seperti kemarin, karena akan merugikan banyak pihak secara kesehatan maupun ekonomi," jelas Huda.