Kamis 10 Jun 2021 13:27 WIB

PGN dan Aroma Kopi Teken Perikatan Penyaluran Gas

PGN juga berencana untuk mengembangkan market di jalur Demak-Semarang-Kendal-Batang

Subholding Gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) semakin nyata dalam menjalankan komitmen dalam pemenuhan gas bumi dan pengembangan bisnis baru di Jawa Tengah. Komitmen tersebut direalisasikan dengan penandatanganan Dokumen Penyaluran Gas antara PGN dengan PT Aroma Kopikrim Indonesia.
Foto: PGN
Subholding Gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) semakin nyata dalam menjalankan komitmen dalam pemenuhan gas bumi dan pengembangan bisnis baru di Jawa Tengah. Komitmen tersebut direalisasikan dengan penandatanganan Dokumen Penyaluran Gas antara PGN dengan PT Aroma Kopikrim Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subholding Gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) semakin nyata dalam menjalankan komitmen dalam pemenuhan gas bumi dan pengembangan bisnis baru di Jawa Tengah. Komitmen tersebut direalisasikan dengan penandatanganan Dokumen Penyaluran Gas antara PGN dengan PT Aroma Kopikrim Indonesia.

Dokumen ditandatangani oleh Iwan Yuli, Group Head Sales and Operation Region 3 Jawa Bagian Tengah Timur dan Henry Fernando, Direktur PT Aroma Kopikrim Indonesia, Rabu, (09/06). Gas untuk Aroma Kopi akan dialirkan melalui pipa distribusi dengan volume gas sampai sekitar 2,5 BBTUD. PT Aroma Kopi merupakan industri yang bergerak di bidang pembuatan kopi instan, non dairy cream, dan foamer.

Nantinya pengaliran gas bumi ke Aroma Kopi merupakan pengaliran perdana bagi PGN dalam menyalurkan gas pipa di Jawa Tengah dan sumber gasnya langsung dari sumur gas yakni Lapangan Kepodang. Selama ini, gas bumi di Jawa Tengah yang sudah disalurkan memggunakan moda nonpipa yakni CNG seperti di PRS Tambak Aji.

“Pemenuhan gas pipa untuk Aroma Kopi dapat dilakukan dengan diselesaikannya Pipa Jumper Tambak Lorok. Dikarenakan dengan pipa jumper tersebut, pengaluran gas dari Lapangan Kepodang bisa lebih fleksibel untuk pelanggan komersial industri,” jelas Direktur Sales dan Operasi PGN, Faris Aziz.

PGN juga berencana untuk mengembangkan market di jalur Demak-Semarang-Kendal-Batang dengan moda pipa maupun non pipa. Potensi gas pada pengembangan market jalur Demak-Semarang-Kendal-Batang diestimasikan sebesar 11-19 BBTUD di tahun 2023-2024 dan akan terus berkembang di sektor produksi kaca, food and baverages, tekstil, elektronik, dan lain-lain.

Faris berharap, manfaat lebih dari gas bumi dapat menunjang optimasi produksi PT Aroma Kopi dan menurunkan biaya produksi dan efisiensi, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk Aroma Kopi. Pemenuhan gas ke Aroma Kopi pun menjadi bentuk keseriusan PGN untuk memajukan Jawa Tengah melalui utilisasi gas bumi yang kedepannya akan terus dikembangkan.

“PGN besama Pertagas Niaga sebagai bagian dari Subholding Gas juga akan memanfaatkan Mother Station untuk memenuhi retail di Jawa Tengah sebesar 3 (tiga) BBTUD. Di Mother Station, gas akan dikompres menjadi CNG dan disalurkan dengan moda non pipa supaya bisa menjangkau pelanggan-pelanggan baru yang belum tersambung dengan pipa gas,” imbuh Faris.

PGN sebagai Subholding gas dan bagian dari Holding PT Pertamina (Persero), berkomitmen mendukung pertumbuhan industri agar berdaya siang tinggi melalui utilisasi gas bumi. Sektor industri memiliki porsi penyerapan gas bumi yang cukup besar dan menjadi salah satu program prioritas PGN. Pemanfaatan gas bumi yang besar itulah, harapannya dapat memberikan dampak positif yang besar pula terhadap peningkatan ekonomi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement