REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bowo Pribadi, Dessy Suciati Saputri, Antara
Dua provinsi menjadi penyumbang kasus terbesar yang masih bertahan dalam lima besar kenaikan kasus tertinggi Covid-19. Daerah tersebut adalah DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Upaya mengantisipasi meningkatnya terus kasus Covid-19 dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Saat melakukan pengecekan percepatan vaksinasi di Kota Tegal dan Kabupaten Brebes, Kamis (10/6), Ganjar meminta jajaran forum komunikasi pimpinan daerah setempat agar mempercepat vaksinasi. Ia menginstruksikan pemerintah daerah segera menghabiskan stok vaksin yang masih ada di wilayah setempat.
"Stok yang ada, habiskan semuanya, prioritaskan lansia atau mereka yang punya komorbid. Kumpulkan semuanya kemudian divaksin, bisa dengan cara seperti ini, vaksinasi didekatkan ke Puskesmas-Puskesmas," kata Ganjar.
Politikus PDI Perjuangan itu juga meminta kabupaten/kota tidak menyimpan stok vaksin terlalu banyak. Ganjar mengatakan, Pemprov sudah mengajukan penambahan vaksin ke Kementerian Kesehatan.
"Termasuk yang masuk zona merah, saya sudah mintakan tambahan vaksin ke Kemenkes. Nanti segera dikirim sehingga kita bisa lakukan percepatan," ujarnya.
Ketika berada di Kabupaten Brebes yang saat ini masuk zona merah Covid-19, Ganjar memastikan agar penanganan pandemi sesuai prosedur standar. Selain meninjau proses vaksinasi bagi guru dan tenaga kependidikan di SMPN 2 Brebes, Ganjar juga meninjau pelaksanaan PPKM Mikro di Desa Krasak, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes.
"Ada delapan kabupaten/kota di Jateng yang jadi pengawasan kami, termasuk Brebes ini, maka hari ini saya ketemu Forkompimda Brebes saya minta penerapan protokol kesehatan tidak boleh berhenti," katanya.
Selain itu, Ganjar juga menegaskan upaya pelacakan dan pemeriksaan di Kabupaten Brebes itu digenjot dan tidak boleh berhenti hanya demi citra politik. "Termasuk operasi yustisi harus ditingkatkan, kegiatan keramaian tidak boleh diizinkan dulu," ujarnya.
Delapan kabupaten/kota yang masuk zona merah Covid-19 yakni Kudus, Demak, Grobogan, Pati, Jepara, Sragen, Kabupaten Tegal, dan Brebes.
Ganjar juga berpesan daerah mengevaluasi persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Ia menilai langkah-langkah untuk menangani serta mengendalikan lonjakan kasus baru Covid-19 di daerah tersebut masih harus terus dilakukan.
Ia meminta daerah tidak memaksakan menggelar PTM di sekolah dan sepanjang daerahnya belum sepenuhnya aman dari risiko penularan Covid-19. “Meskipun guru-guru sudah divaksin Covid-19, namun jika wlayahnya masih zona merah risiko penyebaran Covid-19, PTM di sekolah tidak boleh dilaksanakan,” katanya.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, Pulau Jawa berkontribusi sebesar 52,4 persen terhadap kasus Covid-19 secara nasional. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, pun memperkirakan masih akan ada lonjakan kasus dalam beberapa pekan ke depan pasca Idulfitri.
“Pulau Jawa berkontribusi terhadap 52,4 persen kasus nasional dan diperkirakan akan ada kenaikan kasus dalam beberapa minggu ke depan pasca Idul Fitri,” ujar Wiku saat konferensi pers.
Dalam catatan Satgas, terdapat sejumlah kabupaten kota di Jawa Tengah yang saat ini berada pada situasi yang mengkhawatirkan dengan kenaikan kasus lebih dari 100 persen dan angka keterisian tempat tidur atau BOR yang lebih dari 70 persen. Daerah-daerah itupun harus segera mendapatkan penanganan sehingga kasus dapat terkendali.
Daerah dengan kenaikan kasus tinggi di Jawa Tengah:
1. Kudus dengan kenaikan kasus bahkan mencapai 7.594 persen dan BOR sudah mencapai 90,2 persen.
2. Jepara dengan kenaikan kasus 685 persen dan BOR mencapai 88,18 persen.
3. Demak dengan kenaikan kasus 370 persen dan BOR mencapai 96,3 persen.
4. Sragen dengan kenaikan kasus 338 persen dan BOR mencapai 74,84 persen.
5. Pati dengan kenaikan kasus 205 persen dan BOR mencapai 89,57 persen.
6. Kota Semarang dengan kenaikan kasus 193 persen dan BOR mencapai 87,95 persen.