Kamis 10 Jun 2021 20:35 WIB

5 Pelajaran dari Peristiwa Berimannya Para Penyihir Firaun

Para penyihir Firaun justru berbalik beriman kepada risalah Nabi Musa

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Para penyihir Firaun justru berbalik beriman kepada risalah Nabi Musa. Ilustrasi Padang Pasir
Foto: Pixabay
Para penyihir Firaun justru berbalik beriman kepada risalah Nabi Musa. Ilustrasi Padang Pasir

REPUBLIKA.CO.ID, Para penyihir yang semula mematuhi perintah Firaun, seketika berbalik menentangnya setelah menyaksikan mukjizat Nabi Musa. 

Mereka pun berbondong-bondong menyatakan beriman dan mengakui Musa sebagai utusan Allah. Apa hikmah dibalik berimannya para penyihir Firaun itu? Berikut ulasannya seperti dilansir Alukah.net pada Kamis (10/6).  

Baca Juga

1.Kokohnya keimanan

Setelah para penyihir Firaun itu menyataka n keimanannya, mereka pun mendapat siksaan dari Firaun. Tapi, sejatinya  cobaan yang datang kepada para penyihir itu telah berlalu hingga hari kiamat. 

Para penyihir Firaun itu merasakan penderitaan yang sangat menyakitkan dari Firaun. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Araf ayat 124-126 di mana Firaun berkata: 

 لَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ ثُمَّ لَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ. قَالُوا إِنَّا إِلَىٰ رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ. وَمَا تَنْقِمُ مِنَّا إِلَّا أَنْ آمَنَّا بِآيَاتِ رَبِّنَا لَمَّا جَاءَتْنَا ۚ رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ.

“Sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik, kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya (124). Ahli-ahli sihir itu menjawab: "Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali (125). Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami". (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)." (126). 

Sebagaimana dijelaskan dalam kitab hadits shahih bukhari, dari Khabbab bin Al Arats mengatakan, “Kami pernah mengeluh kepada Rasulullah ketika itu Beliau sedang beralaskan kain panjangnya di naungan Kabah. Maka kami mengadu, ‘Tidakkah engkau meminta pertolongan untuk kami? Tidakkah engkau berdoa untuk kami? Maka Rasulullah bersabda, “Sungguh sebelum kalian ada orang yang diringkus kemudian digalikan lubang baginya dan ia ditimbun disana. Lalu didatangkan gergaji dan diletakan di kepalanya, sehingga kepalanya menjadi terbelah dua. Dan ada yang disisir dengan sisir besi sehingga memisahkan tulang dan dagingnya namun semua siksaan itu tidak menghilangkannya dari agamanya.” 

Diriwayatkan Imam Tirmidzi dalam kitab Sunan Tirmidzi, hadits dari Saad dari Ayahnya berkata, “Aku berkata, “Wahai Rasulullah siapa manusia yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, ‘Para nabi, kemudian yang sepertinya, kemudian yang sepertinya, sungguh seseorang itu diuji berdasarkan agamanya. Bila agamanya kuat, ujiannya pub berat, sebaliknya bila agamanya lemah, ia diuji berdasarkan agamanya. Ujian tidak akan berhenti menimpa seorang hamba hingga ia berjalan dimuka bumi dengan tidak mempunyai kesalahan.”

2. Lebih takut siksa di akhirat 

Setelah beriman para penyihir Firaun memilih untuk tidak tunduk pada Firaun dengan konsekuensi menerima siksaan dari Firaun. Tetapi mereka lebih memilih menerima siksaan Firaun, karena mereka sadar bahwa siksaan di dunia tidak seberapa dibanding disiksa di akhirat, seandainya mati dalam kondisi tidak beriman. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Toha ayat 72-74. Serta keterangan hadits yang menjelaskan bahwa sesungguhnya azab dunia lebih ringan dibanding dengan azab akhirat. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement