REPUBLIKA.CO.ID,- Iblis dan setan telah bersumpah senantiasa berusaha memperdaya dan membelokkan arah kita dari jalan Allah (QS Al-A'raf [7] : 16-17). Dalam Islam diyakini bahwa Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir.
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ ''Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi-nabi.'' (QS Al Ahzab 40).
Tidak ada lagi nabi dan rasul setelah beliau. Syariat yang beliau bawa adalah syariat yang sudah final dan berlaku sepanjang zaman. Allah tidak akan mengubah atau menggantinya dengan menunjuk nabi atau rasul baru.
Demikian pula hanya nama Muhammad yang layak berdampingan dengan nama Allah dalam kalimat syahadat. Tidak ada nama lain yang berhak mengganti nama yang agung ini. Bahkan orang yang beriman dan cinta kepada Allah namun tanpa beriman dan cinta kepada Muhammad, Allah tolak keimanan dan kecintaannya tesebut, sebagaimana firman-Nya:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ''Katakanlah (kepada orang Yahudi dan Nasrani): 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'.'' (Ali Imran 31)
Dalam sebuah riwayat dikisahkan Syekh Abdul Qadir Al Jailani, seorang ulama yang sangat tinggi ilmunya, suatu malam bermunajat mendekatkan diri kepada Allah. Tiba-tiba dari sudut atas mihrab muncul cahaya yang sangat menyilaukan. Dari arah cahaya tersebut terdengar suara, ''Wahai Abdulkadir, aku adalah Tuhanmu, apa yang telah aku haramkan bagimu telah aku halalkan.''
Syekh Abdul Qadir tertegun mendengar suara tersebut. Setelah sadar dari kekagetannya, beliau berkata dalam hati, ''Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasulullah yang terakhir, maka tidak mungkin Allah SWT akan mengubah syariatnya.''
Kemudian Abdul Qadir yakin bahwa cahaya yang datang itu bukan suara Tuhan melainkan iblis. Lalu beliau mengucapkan ta'awudz: a'udzubillahi minasyaitanir rajim. Tiba-tiba cahaya itu terbakar sambil berkata, ''Sudah banyak orang yang telah aku perdayai, tetapi engkau luput dari tipu dayaku ini.''
Syeikh Abdul Qadir Al Jailani yang bagi sebagian umat Islam dianggap sebagai waliyullah, sampai diganggu oleh iblis bahkan hampir terjerumus menganggap dirinya sebagai nabi atau rasul baru. Berkat ketinggian ilmu dan kedekatannya kepada Allah akhirnya beliau selamat dari keyakinan sesat tersebut.