Jumat 11 Jun 2021 11:13 WIB

Ekonomi Digital Indonesia Bisa Tumbuh Delapan Kali Lipat

E-commerce di Indonesia memiliki level playing field yang sangat besar

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Lutfi mengatakan, ekonomi digital Indonesia dapat tumbuh delapan kali lipat pada 2030.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Lutfi mengatakan, ekonomi digital Indonesia dapat tumbuh delapan kali lipat pada 2030.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonomi digital Indonesia memiliki prospek positif dalam satu dekade ke depan. Pemerintah mencatat, kontribusi ekonomi digital terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada 2020 lalu sebesar Rp 632 triliun atau 4 persen nilai PDB keseluruhan sebesar Rp 15.400 triliun. 

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaska, pada 2030 mendatang, sumbangan ekonomi digital terhadap PDB nasional diprediksi mencapai Rp 4.531 triliun atau 19 peren dari total PDB Rp 24.000 triliun. Kontribusi ekonomi digital naik hingga delapan kali lipat dari capaian 2020 lalu. 

Baca Juga

Dalam Rp 4.531 triliun tersebut e-commerce akan memerankan peranan yang sangat besar, yaitu 34 persen atau setara Rp 1.900 triliun. "Kemudian diikuti beberapa hal yang sangat penting yaitu B2B dengan besaran 13 persen atau setara Rp763 triliun, dan health tech akan menjadi Rp 471,6 triliun atau 8 persen dari pertumbuhan," kata Lutfi usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Kamis (10/6). 

Lutfi melanjutkan, pelaku perdagangan elektronik alias e-commerce di Indonesia memiliki level playing field yang sangat besar dibandingkan online travel, online media, ride hailing, hingga financial technology.

Meski demikian, terdapat beberapa hal yang mesti diperbaiki untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air. Di antaranya ialah infrastruktur telekomunikasi, perlindungan konsumen di era digital, sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus di bidang teknologi, hingga mengembangkan ekosistem digital itu sendiri.

Potensi ekonomi digital juga harus terus diperluas ke dalam sejumlah sektor industri di Tanah Air. Apabila hal itu dilakukan, maka ekonomi digital dapat terus tumbuh sesuai dengan yang diharapkan ke depannya.

Lutfi melanjutkan, meski ekonomi digital sudah empat persen pada hari ini, tetapi partisipasinya masih kecil. Contohnya, dalam industri makanan dan minuman yang nilainya Rp 3.669 triliun, yang dilayani oleh ekonomi digital baru Rp18 triliun.

Lutfi berujar, di masa yang akan datang, hilirisasi ekonomi digital akan bertumpu pada teknologi 5G, rantai blok (blockchain), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan komputasi awan (cloud computing).

"Kita berharap ekonomi digital ini akan memperbaiki pertumbuhan Indonesia paling tidak dalam sektor logistik dan industri," kata dia.

Target sektor logistik, lanjut Lutfi, akan tumbuh dari 23 persen ongkos pada hari ini menjadi 17 persen dengan adanya ekonomi digital. Dengan begitu, ekonomi digital membahtu perbaikan sektor logistik.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement