REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri perbankan syariah mencari talenta-talenta berkualitas yang punya komitmen besar memajukan ekonomi syariah Indonesia. Wakil Direktur 2 Bank Syariah Indonesia, Abdullah Firman Wibowo mengatakan bank syariah harus diisi oleh talenta-talenta kelas satu.
"Bank syariah akan jadi tempat untuk sumber daya insani yang high quality kelas satu, sebagai strategi untuk tingkatkan performance," katanya dalam konferensi pers, Jumat (11/6).
Firman mengatakan banyak tantangan di depan yang harus dipecahkan bersama. Perbankan syariah nantinya tidak hanya bersaing dengan sesama bank, tapi juga dengan fintech. Seluruh transaksi akan berbasis digital sehingga BSI mencari talenta unggul yang di ranah ini.
Selanjutnya, tantangan datang dari pasar dan pelaku pasar yang milenial. BSI punya lebih dari 80% SDM milenial yang akan mengambil alih kepemimpinan di masa selanjutnya. Sehingga peran milenial harus terus ditingkatkan untuk dapat menjawab kebutuhan pasar.
"Lalu, tantangan juga datang dari ekosistem industri halal yang baru enam persen penetrasi, pada potensinya Rp 3.000 triliun," katanya.
Literasi dan inklusi pun masih menjadi tantangan luar biasa yang perlu strategi inovatif. Literasi yang masih sekitar delapan persen dan inklusi 11 persen membuat peluang pasar masih sangat luas. Maka dari itu, perlu SDM kualitas tinggi untuk menjadi solusi segala tantangan yang ada.
BSI sedang membuka program pengembangan talenta Officer Development Program (ODP) di bidang pengendalian risiko dan informasi teknologi. Dua sektor tersebut menjadi urgensi BSI untuk bisa maju lebih cepat dengan kualitas yang terjaga.
Firman mengatakan, talenta perbankan syariah sangat diharapkan punya keterampilan dan wawasan yang luas. Selain itu, bisa memahami konsep bisnis berkelanjutan, mampu berkembang, dan yang penting juga terjaga dari sisi religius.