REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan sektor yang paling terpukul pada masa Covid-19 ini. Salah satu yang paling terdampak adalah Pulau Dewata. Maka, untuk membangkitkan pariwisata di Bali, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf) mendukung penyelenggaran Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-43 Tahun 2021 yang resmi dibuka pada 12 Juni mendatang.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Kemenparekaf, Rizki Handayani menyebutkan, pihaknya sangat mengapresiasi penyelenggaraaan kegiatan ini. Kata dia, hadirnya PKB ke-43 ini dipastikan dapat menjawab kerinduan event, yang dirindukan oleh masyarakat serta seniman dan pebisnis di Tanah Air.
Sejatinya, penyelenggaraan kegiatan ini merupakan momentum yang paling dinanti dan diharapkan oleh seluruh masyarakat karena dapat menciptakan kesenangan (enjoyment), keterikatan (engagement), pengalaman (experience), serta pemberdayaan (empowerment).
“Kami mengapresiasi pemerintah daerah di Bali yang menyelenggarakan event ini. Diharapkan event ini mampu memberdayakan berbagai industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali, multiplier effect-nya terhadap perekonomian dapat dirasakan oleh masyarakat luas terutama bagi yang terdampak pandemi. Ini perlu menjadi perhatian dari kita semua, bahkan Bapak Presiden Joko Widodo pun akan membuka PKB ke-43 secara live dari Istana Presiden Jakarta,” kata Rizki dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (11/6).
Dia juga menambahkan, bahwa PKB ke-43 ini merupakan salah satu dari program "Kharisma Event Nusantara (KEN) 2021" yang diluncurkan April lalu dengan tujuan menggerakkan kembali roda perekonomian di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, terutama di bidang event. Karenanya, Kemenparekaf sangat mendukung penyelanggaran event yang akan selama satu bulan ke depan ini, yaitu hingga 10 Juli 2021.
Rizki menjelaskan, berdasar arahan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno bahwa pada setiap event KEN 2021 ada empat poin-poin yang menjadi perhatian pihaknya. Yaitu pertama Localize, mengangkat potensi lokal, otentik dan memberikan manfaat kepada masyarakat lokal.
Kedua, Personalize, memberikan kesan. Ketiga, Customize, dimana target audience dan spesifikasinya harus jelas. Terakhir, Smaller in Size, bentuk kegiatan hybrid dan dukungan promosi diperkuat.
“Dan ke depannya, amanat dari Pak Menteri (Sandiaga Salahuddin Uno), dalam pelaksanaan event ada tiga hal lain yang harus diperhatikan. Pertama, Relevan. Temanya harus berkaitan dengan kondisi saat ini, seperti kesehatan. Kedua, Digitalize. Bersifat digital dengan teknologi terkini dan dekat dengan milinial. Ketiga, Sustainble. Harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan, budaya dan ekonomi,” kata Rizki.