Jumat 11 Jun 2021 16:54 WIB

BI Solo dan Pemkab Sukoharjo Gelar Panen Raya Padi

Sukoharjo menjadi salah satu kabupaten penghasil padi dengan produktivitas tertinggi

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Bank Indonesia (BI) Solo bersama dengan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, melaksanakan panen raya padi di Klaster Modern Farming di lahan pertanian Desa Tangkisan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Jumat (11/6).
Foto: dok. BI Solo
Bank Indonesia (BI) Solo bersama dengan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, melaksanakan panen raya padi di Klaster Modern Farming di lahan pertanian Desa Tangkisan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Jumat (11/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Bank Indonesia (BI) Solo bersama dengan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, melaksanakan panen raya padi di Klaster Modern Farming di lahan pertanian Desa Tangkisan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Jumat (11/6). Sistem pertanian modern di wilayah tersebut telah terbukti meningkatkan produktivitas dan menekan biaya produksi.

Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengatakan, Sukoharjo menjadi salah satu kabupaten penghasil padi dengan produktivitas paling tinggi di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di buku Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2020, Sukoharjo memproduksi 339.453,05 ton dengan luas lahan 49.061 hektare. Penerapan teknologi dengan sistem pertanian modern yang mulai digalakkan di Sukoharjo sejak 2016 terbukti dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi sekaligus menurunkan biaya produksi.

"Dengan sistem itu, terjadi peningkatan produktivitas sampai dengan 15 persen, peningkatan efisiensi biaya produksi sampai 10 persen, serta peningkatan kualitas dan harga gabah. Selain itu, modern farming mendorong minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian, khususnya petani padi," terang Nugroho seperti tertulis dalam siaran pers, Jumat.

Menurutnya, kendala yang masih dihadapi oleh petani di Klaster Padi Modern Farming Sukoharjo yakni, optimalisasi frekuensi tanam yang belum bisa mencapai tiga kali dalam setahun. Hal itu disebabkan setiap bulan Oktober saluran irigasi dari Waduk Gajah Mungkur dijadwalkan perbaikan (maintenance) rutin. Selain itu, serangan hama tikus dan wereng masih terus dihadapi yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan ekosistem.

BI Solo bersama Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo bersinergi melakukan pendampingan Klaster Padi Modern Farming sejak 2017. BI Solo mendukung upaya peningkatan frekuensi tanam di Klaster Padi Modern Farming agar dapat menjadi tiga kali setahun.

Upaya dilakukan melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa dua sumur dalam yang berada di lokasi desa Tangkisan dan Pojok yang dapat mengairi lahan pada saat Waduk Gajah Mungkur dilakukan perbaikan rutin tahunan.

"Dengan demikian, diharapkan frekuensi tanam dapat meningkat. Sumur itu menjadi percontohan pola tanam yang lebih teratur dan mendukung peningkatan produksi padi tahunan," imbuhnya.

Selain itu, BI Solo juga memfasilitasi pelatihan perbaikan kesuburan tanah dengan optimalisasi fungsi mikroba tanah untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan. Pelatihan tersebut ditindaklanjuti dengan pengembangan demonstration of plot (demplot) uji coba budidaya padi ramah lingkungan dengan memperhatikan kecukupan nutrisi tanah metalui kualitas dan kuantitas mikroba tanah pada Musim Tanam (MT) II tahun ini.

Pelatihan dan pendampingan demplot dilakukan melalui kerja sama dengan Komunitas Bunkaination Malang, yakni komunitas petani yang berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan. Pelatihan dilaksanakan dengan mendasarkan pada kecukupan unsur hara tanah dengan mengukur jumlah dan kualitas mikroba tanah dengan menggunakan mikroskop.

Pertanian yang menjaga keseimbangan ekosistem ini diharapkan bisa mengendalikan serangan hama tikus dan wereng yang merajalela. Pertanian ramah lingkungan ini juga bermanfaat dalam meningkatkan ketahanan tanaman dari hama dan penyakit sehingga mendukung produktivitas optimal. "Selain itu, efisiensi biaya cukup besar menyebabkan Harga Pokok Penjualan (HPP) turun sehingga fluktuasi harga normal masih dapat ditolerir," jelasnya.

Demplot dilaksanakan di enam desa yang menjadi area keanggotaan Klaster Padi Modern Farming — Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Kepodang Topo yakni, Keteguhan, Pojok, Dalangan, Tangkisan, Majasto dan Ponowaren.

Saat ini, proses budidaya yang telah dilakukan dengan sistem ini yakni, pembibitan di dalam tray menunjukkan bahwa benih dengan perlakuan sistem ramah lingkungan ini tumbuh lebih cepat dan seragam. Di sisi lahan, saat ini sedang dilaksanakan pengolahan lahan, pengecekan kondisi dan kebutuhan nutrisi serta pembuatan pupuk dan obat-obatan sendiri untuk keperluan satu musim tanam.

Selama pendampingan, BI Solo juga memfasilitasi sarana prasarana budidaya seperti sarana irigasi, kesekretariatan, sarana ruang pertemuan dan sarana transportasi berupa truk pengangkut mesin combine harvester dan peralatan lainnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement