Jumat 11 Jun 2021 18:42 WIB

Hindari Penyekatan, Pengendara Lintasi Suramadu Dini Hari

Pelintas Jembatan Suramadu dikenai wajib swab antigen.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Pasien COVID-19 berolahraga saat menjalani karantina di Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Indrapura (RSLKI) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/6/2021). Usai penyekatan di Jembatan Suramadu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit berkapasitas tempat tidur sebanyak 400 ranjang tersebut hingga Jumat (11/6/2021) pagi bertambah 110 orang sehingga total jumlah pasien menjadi 269 orang.
Foto: Antara/Moch Asim
Pasien COVID-19 berolahraga saat menjalani karantina di Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Indrapura (RSLKI) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/6/2021). Usai penyekatan di Jembatan Suramadu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit berkapasitas tempat tidur sebanyak 400 ranjang tersebut hingga Jumat (11/6/2021) pagi bertambah 110 orang sehingga total jumlah pasien menjadi 269 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Satgas Covid-19 Kota Surabaya telah melakukan swab antigen kepada 15.524 pengendara yang melintas di Jembatan Suramadu. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita, mengatakan, jumlah tersebut berdasarkan data kumulatif yang tercatat sejak dimulainya penyekatan pada Ahad (6/6) hingga Jumat (11/6) pukul 03.00 WIB. Hasilnya ada sebanyak 316 pengendara yang dinyatakan positif rapid antigen.

"Positif antigen ada 316 orang. Kemudian kita swab PCR yang positif ada 130 orang. 130 orang ini kita evakuasi ke rumah sakit lapangan. Ada beberapa yang di rumah sakit lain juga. Tapi intinya yang 130 ini sudah keluar dari Asrama Haji," kata Febria di Balai Kota Surabaya, Jumat (11/6).

Baca Juga

Febria menyatakan telah menyerahkan data hasil penyekatan ini ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Data yang diserahkan merupakan jumlah warga luar Surabaya yang positif berdasarkan swab PCR. Melalui data itu, nantinya bakal menjadi rujukan bagi petugas untuk melakukan tracing.

"Data penyekatan sudah ke Dinkes Provinsi (Jatim). Nanti yang tracing dari provinsi dan daerah asalnya. Kecuali mereka ada keluarga di Surabaya kita yang tracing," ujarnya.

Febria mengungkapkan, saat ini banyak pengendara yang ingin masuk ke Surabaya mencoba untuk menghindari penapisan di Jembatan Suramadu. Caranya, mereka melintas Jembatan Suramadu saat tengah malam atau dini hari untuk menghindari petugas.

"Mereka (pengendara) mau masuk ke Surabaya jam 1 pagi karena sepi nggak ada yang lewat. Sekarang mereka datang jam 1 pagi ke atas. Padahal kita (petugas) masih di situ. Sampai jam 3 pagi masih ramai," kata dia.

Febria menegaskan, pola penyekatan yang dilakukan saat ini harus diubah. Ini untuk mengantisipasi lolosnya para pengendara yang akan masuk ke Surabaya. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak jumlah petugas di lapangan saat tengah malam hingga dini hari.

"Taktiknya ini harus diubah. Jam 12 sampai 6 pagi harus lebih banyak petugas. Jam-jam itu sudah kami ketati," kata Febria.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement