REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri secara resmi dikukuhkan menjadi profesor kehormatan Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik, Universitas Pertahanan, Jumat (11/6). Dalam orasi ilmiah pengukuhannya, Megawati menyampaikan rasa syukur dan merasa terhormat atas penganugerahan gelar profesor kehormatan tersebut.
Ia juga berterima kasih kepada seluruh sivitas akademika Universitas Pertahanan atas pemberian gelar profesor kehormatan tersebut. Megawati mengatakan, pemberian gelar profesor kehormatan ini menyadarkannya bahwa dunia itu berputar.
"Pemberian gelar profesor ini semakin menyadarkan saya bahwa hidup itu sebagai falsafah Jawa, ada namanya Cakra Manggilingan, jadi kita sebagai manusia harus menerima bahwa dunia ini berputar, sebagaimana juga roda kehidupan," kata Megawati dalam orasi ilmiah sidang senat terbuka di Universitas Pertahanan, Bogor, Jumat (11/6).
Megawati menceritakan bagaimana perjalanan hidupnya terlahir sebagai anak presiden, tumbuh di keluarga presiden, dan sempat melalui masa-masa sulit setelah peristiwa politik Presiden Soekarno dilengserkan pada 1965.
"Saya tidak bisa melanjutkan sekolah dan tentu saja karena ayah saya dilengserkan, hidup sebagai rakyat biasa, masa-masa itu memang masa sulit bagi kami. Tetapi akhirnya, begitulah yang seperti saya katakan, roda berputar, sejarah memanggil saya untuk pertama kali menjadi anggota DPR RI, sampai tiga periode," kata Megawati.
Megawati melanjutkan, karir politiknya sebagai anggota DPR kemudian berlanjut menjadi wakil presiden dan kemudina menjadi presiden. Karena itu, ia menilai gelar profesor kehormatan yang ia peroleh hari ini juga tidak terlepas dari tugas yang ia emban sebagai presiden kelima RI.
"Hal ini tidak terlepas dari tugas yang saya emban sebagai Presiden RI 2001-2004 dan sekaligus untuk bisa diingat, saya adalah mandataris MPR RI terakhir dalam menanganani krisis multidimensi yang terjadi saat itu, kehormatan ini membawa tanggung jawab tersendiri dalam diri saya," kata Ketua Umum PDIP itu.
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri resmi menerima penganugerahan gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) dari Universitas Pertahanan RI, Jumat (11/6). Penganugerahan gelar profesor kehormatan Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan kepada Megawati ini dikukuhkan melalui sidang senat terbuka Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan RI di Aula Merah Putih, Kampus Bela Negara Unhan hari ini.
Penganugerahan diawali dengan prosesi sidang senat terbuka yang dipimpin oleh Rektor Unhan RI Laksamana Madya TNI Prof Dr Amarulla Octavian diikuti pembacaan keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim.
"Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 33 271/MPK. A/KP.05.00/2021 tentang pengangkatan dalam jabatan akademik dosen tidak tetap, dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Pendidikan dan kebudayaan riset dan teknologi menimbang dan seterusnya mengingat dan seterusnya memperhatikan dan seterusnya, memutuskan menetapkan dosen tidak tetap nama Doktor (HC) Megawati Soekarnoputri, unit kerja Universitas pertahanan Republik Indonesia terhitung mulai tanggal 1 Juni 2021," kata Sekretaris Senat Akademi Universitas Pertahanan Republik Indonesia saat membacakan surat keputusan.
Rektor Unhan Amarulla dalam sambutannya mengatakan, pemberian gelar profesor kehormatan karena keberhasilan dan prestasi Megawati sebagai presiden sekaligus putri terbaik bangsa. Keberhasilan ini dibuktikan dengan kiprah Megawati menjadi wakil presiden, lalu saat menjadi presiden.
"Di kalangan pemimpin dunia belum ada seorang wanita dapat menjabat berturut-turut sebagai Wakil Presiden dan Presiden. Sejarah dunia juga mencatat tidak banyak seorang presiden yang juga putri dari seorang presiden sebelumnya, sebagai pemimpin nasional, beliau mampu membawa negara dan bangsa melalui masa-masa sulit pascareformasi 1998," kata Amarulla.
Amarulla mengatakan, karakter dan wibawa kuat Megawati juga mampu menyelesaikan krisis multidimensi yang melanda bangsa Indonesia. Selama periode kepemimpinannya juga, kata Amarulla, Megawati banyak menerbitkan berbagai kebijakan yang sangat mendukung tugas-tugas kementerian pertahanan dan TNI.
Berbagai ide dan gagasan tentang pertahanan juga dituangkan dalam berbagai dokumen negara dan menjadi rujukan doktrin pertahanan, strategi pertahanan, dan postur pertahanan.
"Menata komponen utama pertahanan merupakan langkah strategis mewujudkan profesionalisme TNI sekaligus membangun kesadaran pentingnya mempersiapkan komponen cadangan dan komponen pendukung di dalam sishankamrata," kata Amarulla
Tak hanya itu, Amarulla menyebut Ketua Umum PDIP itu dalam kepemimpinannya, menjadikan pancasila secara konsisten tak hanya sebagai falsafah negara, dasar negara, dan sekaligus landasan kebijakan pemerintahan negara. Pancasila juga diperkokoh menjadi sistem nilai pedoman berbangsa dan bernegara.
"Seluruh ide gagasan dan kebijakan tersebut dapat dinilai sebagai serangkaian karya ilmiah yamg signifikan atas kepemimpinan beliau memperkuat jati diri bangsa Indonesia yang memegang teguh ideologi pancasila. Kita semua yakin bahwa ideologi pancasila adalah senjata pamungkas sishankamrata," kata dia.