REPUBLIKA.CO.ID, BALTIMORE -- Studi terbaru mengungkap bahwa Covid-19 dapat menyebabkan diabetes, selain pneumonia dan masalah kesehatan lainnya. Virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) bisa menginfeksi dan menghancurkan sel-sel tertentu yang sangat penting untuk mencegah diabetes.
Berbekal pengetahuan itu, para ilmuwan berusaha memahami cara terbaik mencegahnya terjadi pada pasien Covid-19.
Hal itu mengingat diabetes sudah menyumbang 10-15 persen kematian di Amerika Serikat. Pada 2017, hampir 34,2 juta orang (10,5 persen dari populasi AS) mengidap diabetes.
Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS , sekitar 1,5 juta orang di sana didiagnosis mengidap diabetes setiap tahun. Dari seluruh pasien diabetes, hampir 1,6 juta di antaranya mengidap diabetes tipe satu, yakni penyakit autoimun yang menyerang sel beta pankreas untuk mengurangi produksi insulin.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Jennifer Ashton menjelaskan perbedaan antara diabetes tipe satu dan tipe dua. "(Pada) diabetes tipe satu, tubuh tidak memproduksi cukup insulin. Pada tipe dua, ada cukup insulin tetapi tidak bekerja dengan baik," ungkap Ashton.
Penurunan produksi insulin atau resistensi insulin menyebabkan tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah. Tingkat glukosa yang tinggi ini, yang disebut hiperglikemia, adalah ciri khas diabetes.
Ashton tidak terlibat dalam studi yang mengungkap bahwa virus SARS-CoV-2 bisa memicu diabetes. Namun, dia menyoroti bahayanya kondisi ketika virus menghancurkan sel-sel di pankreas yang membuat insulin, sehingga akan menurunkan kadar insulin. Selanjutnya, kondisi itu akan langsung mengarah ke gula tinggi dan diabetes tipe satu.
Dia mewanti-wanti agar siapapun yang telah pulih dari Covid-19 mewaspadai gejala diabetes. Beberapa gejalanya antara lain rasa haus yang ekstrem, peningkatan frekuensi buang air kecil, penurunan berat badan yang tidak disengaja, serta kelelahan.
"Kuncinya adalah jika Anda didiagnosis dengan Covid-19 dan memiliki tanda atau gejala klasik diabetes tipe satu, lakukan tes diabetes," kata Ashton, dikutip dari laman ABC News, Jumat (11/6).