REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono menyelesaikan sidang promosi doktornya pada Kamis (10/6). Edhie atau yang biasa dikenal sebagai Ibas tercatat sebagai mahasiswa program doktor program studi manajemen dan bisnis, Sekolah Bisnis IPB University.
Ibas menyajikan hasil penelitian lapangan tentang 'Strategi Pembiayaan dan Investasi untuk Pengembangan Pariwisata Terpadu yang Berkelanjutan dan Inklusif'. Putra Presiden keenam RI ini melakukan penelitian dengan studi kasus pariwisata di Labuan Bajo.
Labuan Bajo dipilih Ibas karena tempat tersebut merupakan salah satu destinasi pariwisata super prioritas dan dikategorikan sebagai wisata super premium. Karena itu, upaya memaksimalkan potensi Labuan Bajo harus diimbangi dengan kebijakan pembiayaan dan investasi yang tepat.
Ia menjelaskan, penelitian yang dilakukannya bertujuan mengidentifikasi jenis-jenis usaha dan memetakan kendala yang dihadapinya, menganalisis kinerja keuangan para pelaku usaha, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pelaku usaha, dan menganalisis estimasi dampak pariwisata terhadap perekonomian dan kesejahteraan. Penelitian juga bertujuan untuk merumuskan strategi pembiayaan dan investasi yang sesuai untuk pariwisata terpadu yang berkelanjutan dan inklusif di Kawasan Pariwisata Labuan Bajo.
Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis pendapatan dan rasio keuangan, regresi berganda (ordinary least squares), sistem persamaan simultan, serta Analytical Hierarchy Process (AHP). "Dari penelitian yang saya lakukan, mayoritas pelaku usaha berskala mikro, bergerak di bidang penyedia makanan dan minuman, serta berbentuk usaha perorangan," kata Ibas, dalam keterangannya, Jumat (11/6).
Selain itu, kata Ibas, pelaku usaha memiliki kinerja keuangan yang cukup baik, namun belum efisien dalam pengelolaan aset lancar. Ia juga menyebut, terdapat 13 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pelaku usaha.
Variabel-variabel tersebut adalah tingkat pendidikan, bentuk usaha, jenis usaha, skala usaha, lokasi usaha, jarak tempat tinggal ke lokasi usaha, jumlah karyawan, besaran modal awal, sumber pemodalan, akses finansial, adopsi teknologi, keikutsertaan organisasi dan kemitraan usaha.
Melalui penelitiannya itu, Ibas menemukan, peningkatan investasi memberikan dampak yang paling kuat dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan. Menurutnya, strategi pembiayaan dan investasi perlu disusun dengan melibatkan pendapat para pakar dan pemangku kebijakan di tingkat nasional.
"Strategi pembiayaan dan investasi diutamakan dari inisiatif pemerintah yang diharapkan dapat mendorong mekanisme pembiayaan lainnya melalui kombinasi dari swasta, KPBU (kerjasama pemerintah dan badan usaha), perbankan, dan lembaga keuangan non-bank," kata dia.