Sabtu 12 Jun 2021 14:29 WIB

Tentara Israel Kembali Bunuh Remaja Palestina

Korban diketahui bernama Mohammad Said Hamayel yang berusia 15 tahun.

Rep: Lintar Satria/Dwina/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang demonstran Palestina menggunakan katapel untuk mengembalikan tabung gas air mata ke arah tentara selama bentrokan dengan pasukan Israel di pintu masuk utara kota Ramallah, Tepi Barat, Selasa, 18 Mei 2021.
Foto: AP/Nasser Nasser
Seorang demonstran Palestina menggunakan katapel untuk mengembalikan tabung gas air mata ke arah tentara selama bentrokan dengan pasukan Israel di pintu masuk utara kota Ramallah, Tepi Barat, Selasa, 18 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPIBARAT -- Seorang remaja Palestina meninggal ditembak tentara Israel saat berunjuk rasa anti-pemukiman ilegal di Tepi Barat. Korban diketahui bernama Mohammad Said Hamayel yang berusia 15 tahun.

Organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Palestina mengatakan remaja itu tewas di dekat Beita, sebuah desa sebelah selatan Nablus. Paada Sabtu (12/6) Al-Monitor melaporkan Kementerian Kesehatan Palestina juga mengidentifikasi Hamayel sebagai korban tewas saat pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan. Enam orang lainnya terluka dalam peristiwa itu.

Baca Juga

Kantor berita Palestina, WAFA melaporkan Hamayel warga desa ketiga yang tewas ditembak pasukan Israel dalam satu bulan terakhir. Juru bicara militer Israel mengatakan pasukan mereka merespon ratusan pengunjuk rasa yang melempar batu dan melakukan pembakaran dengan membubarkannya dan melepas tembakan.

Sejak Jumat (11/6), warga Desa Beita berunjuk rasa menentang pemukiman ilegal yang dinamakan Evyatar. Surat kabar the Times of Israel melaporkan pemukiman ilegal itu dibangun dengan cepat, sekitar 40 bangunan berhasil dibangun dalam dua bulan terakhir.

Harian tersebut melaporkan berdasarkan 'perintah demarkasi' yang dikeluarkan militer Israel, pemukim Evyatar dilarang melakukan pembangunan tambahan. Semuanya juga diperintahkan meninggalkan pemukiman itu pada pekan depan.

Diperkirakan ada sekitar 475 ribu warga Israel yang tinggal di pemukiman di Tepi Barat. Sebagian besar di pemukiman yang dianggap ilegal oleh masyarakat internasional sebab dibangun di tanah yang diduduki dalam perang 1967 dan dapat merusak proses perdamaian Israel-Palestina.

Hamayel tewas dibunuh satu hari setelah dua orang pegawai negeri Palestina dan seorang terduga anggota milisi tewas dalam baku tembak dengan pasukan khusus Israel yang sedang menyamar. Bulan lalu tentara Israel juga membunuh remaja berusia 16 tahun dalam sebuah bentrokan di kota Tubas, Tepi Barat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement