REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) Tisna Sanjaya membuat gebrakan dengan mengajak para seniman dan masyarakat agar terus berkarya di masa pandemi. Upaya ini dilakukan melalui kegiatan workshop dan melukis bersama yang berlangsung selama dua hari di Imah Budaya Cigondewah, Bandung, dan menghasilkan puluhan lukisan.
"Ini merupakan seni partisipatoris dengan melibatkan masyarakat dan seniman untuk berkarya bersama. Selain membangun optimisme, juga untuk merajut ikatan sosial dan kebersamaan dengan lingkungan sekitar kita di masa yang sulit ini," kata Tisna Sanjaya, dalam keterangan resminya, Sabtu (12/5).
Dijelaskannya, dari puluhan karya yang tercipta ide besarnya bersumber dari suasana ruh, jiwa dan kondisi sosial masyarakat di masa pandemi yang sudah menerpa selama setahun lebih ini. Selain itu juga suasana Cigondewah di tengah-tengah tantangan perubahan global.
"Alhamdulillah, antusias masyarakat dan seniman sangat besar, bahkan anak-anak kita di usia dini tertarik mengikuti. Namun, jumlah peserta kami batasi agar tidak terjadi kerumunan,” kata seniman yang menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun 2020 dari Kemendikbud ini.
Kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 11-12 Juni itu menghasilkan puluhan karya seni. Yakni, beberapa lukisan berukuran 50 x 60 sentimeter yang merupakan kolaborasi anak-anak, orang tua dan tutor. Kemudian dua karya lukisan berukuran jumbo yakni 140 x 180 sentimeter, dan juga tujuh lukisan karya dari seniman Sanggar Olah Seni.
"Total ada 25 lukisan kolaborasi. Nantinya akan kita pamerkan di Imah Budaya, juga rumah-rumah warga agar cinta dunia seni dan menggerakkan ekonomi," katanya.
Ditambahkannya, seni partisipatoris disambut antusias oleh masyarakat karena bisa berkolaborasi dengan seniman dan pegiat seni lainnya. Selain itu dengan workshop, mereka bisa belajar karena disediakan tutor, juga dapat menuangkan ide-idenya yang bermanfaat dalam bentuk karya seni yang bisa dinikmati orang lain. "Satu kanvas dilukis dua hingga tiga anak, ada kebersamaan dan ikatan batin yang dibangun disitu. Ini penting di masa-masa seperti ini," jelasnya.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Bandung yang hadir dalam kegiatan itu turut memberikan sambutan positif. Dia berharap kegiatan semacam ini mampu membangkitkan ide-ide kreatif sehingga berdampak pada perekonomian warga sekitar.
"Karya seni termasuk dalam industri kreatif yang mampu menggerakkan ekonomi bangsa. Tidak boleh patah arang menghadapi kondisi saat ini. Karenanya kegiatan ini saya kira ini adalah terobosan dan membangun optimisme juga kebersamaan," kata Ketua Forum RW Kota Bandung, Benny Wijaya.
Tisna Sanjaya selain sebagai dosen, juga Ketua Kelompok Keahlian Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Dirinya mendapatkan Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun 2020 pada kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaharu dari Kemendikbud.
Anugerah ini merupakan salah satu bentuk apresiasi pemerintah terhadap orang-orang/pihak yang berkontribusi di dunia seni dengan kategori pelestari; pencipta, pelopor dan pembaharu; anak dan remaja; maestro seni tradisi; komunitas; dan pemerintah daerah.
Tisna memperoleh penghargaan tersebut atas perkembangan proyek seni mengenai seni lingkungan. Sejak tahun 2007, Tisna berfokus pada proyek keseniannya yang berjudul Pusat Kebudayaan Cigondewah atau Imah Budaya Cigondewah. Imah Budaya Cigondewah merupakan galeri seni yang juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui karya seni di Cigondewah Kaler, Kota Bandung.
Proyek ini merupakan salah satu bagian dari penelitian disertasi yang dilakukan oleh Tisna semasa menempuh pendidikan S3 di Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. Hingga saat ini, Imah Budaya Cigondewah menjadi ikon tersendiri bagi masyarakat lokal dengan menyediakan beberapa kegiatan pemberdayaan sosial dengan visi misi menciptakan rasa cinta pada alam dengan spirit revitalissi tradisi lama yang berkolaborasi dengan kreasi semangat zaman kontemporer.