REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kardiolog Olahraga untuk St. George University London, Profesor Sanjay Sharma menyebut Christian Eriksen berpotensi pensiun dini setelah tumbang pada laga pembuka Grup B Euro 2020 kontra Finlandia, Sabtu (12/6).
Eriksen sempat tak sadarkan diri saat pertandingan berlangsung. Cardiac Arrest atau henti jantung diduga menjadi penyebab pemain berusia 29 tahun itu tumbang di tengah lapangan.
Eriksen sedang menjalani perawatan intensif dengan kondisi yang berangsur membaik. Di satu sisi, hal ini membuat Sanjay yang pernah bekerja di Tottenham Hotspur, mantan klub Eriksen, semakin khawatir.
"Ini adalah peristiwa yang parah. Mereka berhasil menjaganya tetap selamat. Tapi pertanyaannya adalah mengapa itu terjadi? Kondisi kesehatannya normal hingga 2019 lalu dan bagaimana menjelaskan henti jantung?" kata Sanjay seperti dilansir Sky Sports, Ahad (13/6).
Sanjay menyebut, asosiasi sepak bola Britania Raya, termasuk Inggris, memiliki peraturan yang ketat tentang riwayat henti jantung. Jika ada pemain yang pernah mengalaminya, maka hampir dipastikan orang itu tidak diizinkan berkarier di sepakbola profesional Negeri Ratu Elizabeth.
"Di Britania Raya dia tidak akan bisa bermain. Kami sangat ketat soal ini. Berita baiknya adalah dia masih hidup. Tapi buruknya, kariernya bisa berakhir. Apakah dia masih bisa bermain sepak bola? Saya tidak yakin," ujarnya.
Menurutnya, henti jantung akan memengaruhi kondisi tubuh seseorang setelah mengalai kejadian tersebut. Kendati demikian, ia tak yakin pemain Inter Milan itu dapat kembali merumput dalam waktu dekat.
"Saya tidak tahu apakah dia akan bermain sepak bola lagi. Tetapi fakta dirinya saat ini sudah sadar dan stabil adalah kabar yang sangat bagus," ucapnya.