Ahad 13 Jun 2021 16:50 WIB

G7 akan Sumbang 1 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 Tahun Depan

G7 diperkirakan bakal menyerukan kembali penyelidikan asal-usul Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pemimpin G7 berpose untuk foto bersama menghadap pantai di Carbis Bay Hotel di Carbis Bay, St. Ives, Cornwall, Inggris, Jumat, 11 Juni 2021. Pemimpin dari kiri, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky, Pool
Pemimpin G7 berpose untuk foto bersama menghadap pantai di Carbis Bay Hotel di Carbis Bay, St. Ives, Cornwall, Inggris, Jumat, 11 Juni 2021. Pemimpin dari kiri, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Kanselir Jerman Angela Merkel.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Kelompok G7 akan memberikan 1 miliar dosis vaksin Covid-19 setelah tahun depan. Mereka bekerja sama dengan negara-negara lain juga hendak meningkatkan kontribusi selama beberapa bulan mendatang.

“Komitmen sejak terakhir kali kami bertemu pada Februari 2021 termasuk di sini di Teluk Carbis menyediakan 1 miliar dosis selama tahun depan. Kami akan bekerja sama dengan sektor swasta, G20, dan negara-negara lain untuk meningkatkan kontribusi ini selama beberapa bulan mendatang,” kata G7 dalam draf komunike yang diharapkan bakal segera dirilis, Ahad (13/6).

Baca Juga

Menurut dua sumber, draf tersebut sebagian besar telah diselesaikan para diplomat yang bekerja hingga Sabtu (12/6) malam. Selain soal vaksin, para pemimpin negara anggota G7 diperkirakan bakal menyerukan kembali penyelidikan asal-usul Covid-19.

Seruan penyelidikan diprakarsai pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Biden diketahui telah meminta badan-badan di negaranya memperluas penyelidikan asal-usul Covid-19. Satu badan intelijen AS meyakini virus itu bocor dari laboratorium di Wuhan.

Menurut laporan Bloomberg, komunike G7 tahun ini juga akan berisi janji untuk mengatasi kerja paksa dalam rantai pasokan global. Hal itu termasuk di sektor surya dan garmen yang melibatkan kerja paksa minoritas. Dengan tegas terhadap kepemimpinan China, komitmen tersebut turut memaksa para pemimpin Uni Eropa, AS, Kanada, Jepang, dan Inggris mengambil tindakan terhadap Beijing menyusul perlakuan buruk terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement