Ahad 13 Jun 2021 19:55 WIB

Covid-19 Dikhawatirkan Picu Peningkatan Kasus Diabetes

14,4 persen pasien Covid-19 berat yang dirawat di rumah sakit terkena diabetes.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto: ilustrasi cek gula darah.
Foto: Needpix
Foto: ilustrasi cek gula darah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anil Mehta (48 TAHUN) merupakan seorang penyintas Covid-19 asal India yang kini hidup dengan diabetes. Sebelum terkena Covid-19, Mehta merupakan sosok lelaki yang menerapkan pola hidup sehat dan tak memiliki faktor risiko seperti hipertensi atau obesitas.

Saat terkena Covid-19, Mehta mengalami gejala berat hingga harus dirawat di rumah sakit. Tak hanya itu, kondisi kadar gula darah Mehta juga melonjak hingga lebih dari 500 mg/dl.

Baca Juga

Enam bulan setelah sembuh dari Covid-19, Mehta kini menjadi penyandang diabetes. Dia harus mengonsumsi dua obat setiap hari untuk menjaga kadar gula darahnya tetap terkontrol.

"Covid-19 memberikan saya diabetes sebagai hadiah perpisahan," ujar Mehta, seperti dilansir Times of India.

Apa yang dialami oleh Mehta juga mungkin dialami sebagian penyintas Covid-19 lainnya. Berdasarkan analisis global dalam Journal of Diabetes, Obesity & Metabolism, sekitar 14,4 persen pasien Covid-19 berat yang dirawat di rumah sakit terkena diabetes setelahnya.

Ahli endokrinologi Dr Sanjeev Phatak mengatakan Covid-19 dapat menyerang sel-sel beda di pankreas yang berperan dalam memproduksi insulin. "Serangan" ini bisa membuat sel gagal berfungsi atau fungsi sel mengalami gangguan. Kondisi tersebut akan memicu kadar gula darah yang tinggi atau diabetes.

Hal lain yang juga mungkin memicu terjadinya diabetes pada penyintas Covid-19 adalah penggunaan steroid. Akan tetapi, dampak dari penggunaan steroid hanya bersifat sementara.

Menurut para ahli, faktor-faktor risiko yang sudah ada sebelumnya seperti obesitas, hipertensi, gaya hidup sedentari, dan stres yang dipicu pandemi bisa menjadi pemicu. Pada pasien yang memiliki faktor-faktor risiko ini, Covid-19 dapat membuat manifestasi diabetes terjadi lebih cepat.

"Di banyak kasus, merupakan hal yang mungkin bahwa diabetes sebenarnya sudah terjadi tetapi tidak terdeteksi sebelumnya," papar ahli diabetes Dr Bansi Saboo.

Dr Saboo mengatakan saat ini ada sebuah studi di India yang sedang berlangsung untuk memahami peran Covid-19 dalam mempercepat munculnya diabetes. Studi ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah dampak tersebut bersifat sementara atau menetap. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement