REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand membantah akan memblokir ekspor vaksin AstraZeneca Covid-19. Isu pemblokiran itu hadir di tengah klaim kerajaan yang disebut memprioritaskan vaksin yang diproduksi dalam negeri.
Dalam cuitannya di Twitter dilansir Bernama pada Ahad (13/6), Wakil juru bicara pemerintah Traisuree Traisoranakul mengatakan Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnivirakul telah menjelaskan masalah tersebut diputuskan oleh manajemen perusahaan yang memproduksi vaksin, bukan pemerintah.
Kemarin, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menuding keterlambatan pengiriman vaksin AstraZeneca yang diproduksi Thailand disebabkan oleh kerajaan yang telah memprioritaskan vaksin tersebut untuk negaranya sendiri menyusul parahnya pandemi Covid-19 di sana.
Selain Taiwan, Malaysia dan Filipina juga melaporkan keterlambatan penerimaan vaksin yang diproduksi di Thailand. Penundaan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang rencana distribusi AstraZeneca di Asia Tenggara yang bergantung pada 200 juta dosis yang dibuat oleh Siam Bioscience Co Ltd., produsen biofarmasi pertama dan satu-satunya di Thailand.
Siam Bioscience adalah satu-satunya tempat pembuatan vaksin Covid-19 AstraZeneca di Asia Tenggara. Mereka akan memainkan peran penting dalam penyediaan vaksin di wilayah tersebut. Sebelumnya, dikatakan vaksin akan siap untuk diekspor ke negara-negara Asia Tenggara lainnya pada Juli.