REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Hamas mengkritik pernyataan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed yang mengaitkan kelompok tersebut dengan terorisme.
Menurut juru bicara Hamas, Hazem Qasim, hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Arab. “Seruan (Abdullah) bin Zayed kepada negara-negara Barat untuk menunjuk Hamas sebagai kelompok teroris bertentangan dengan nilai-nilai Arab,” kata juru bicara Hamas Hazem Qasim lewat akun Twitter pribadinya, dikutip laman Yeni Safak pada Ahad (13/6).
Menurut Hamas, seruan bin Zayed sejalan dengan propaganda Zionis yang gagal. Selain itu, hal tersebut bertentangan dengan dukungan publik Arab terhadap perlawanan di Palestina.
Pekan lalu, bin Zayed mengkritik kegagalan komunitas internasional untuk menunjuk Hamas dan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris. "Sangat disayangkan bahwa beberapa negara tidak bertindak lebih jelas dalam mengklasifikasikan beberapa organisasi seperti Hamas, Hizbullah, atau Ikhwanul Muslimin," katanya saat berpidato di Komite Yahudi-Amerika.
"Sungguh menggelikan bahwa beberapa pemerintah hanya menyebut cabang militer dari sebuah organisasi teroris dan melampaui cabang politiknya, sementara tidak ada perbedaan di antara mereka,” kata bin Zayed menambahkan.
Pada September 2020, Unie Emirat Arab dan Israel menyepakati kesepakatan normalisasi diplomatik. Kesepakatan itu tercapai berkat proses mediasi yang dimainkan pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.