REPUBLIKA.CO.ID, Pelaksanaan vaksinasi kepada lansia di Kabupaten Garut tercatat baru 2,5 persen dari target sasaran sebanyak 205.454 orang. Berdasarkan data yang diterima Republika per 10 Juni, baru sebanyak 5.107 lansia menjalani vaksinasi dosis pertama. Sementara lansia yang menjalani vaksinasi dosis kedua sebanyak 1.487 orang.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, respon masyarakat dalam pelaksanaan vaksinasi untuk lansia masih rendah. Berdasarkan laporan yang diterimanya, banyak lansia enggan datang ke puskesmas untuk menjalani vaksinasi.
"Saya dapat laporan dari lapangan, respon masyarakat kurang dalam vaksinasi lansia. Misalnya ditarget 100 orang, hanya 25 yang datang," kata dia saat dihubungi Republik, Ahad (13/6).
Padahal, program vaksinasi harus didukung oleh semua pihak. Bukan hanya petugas vaksinator, melainkan juga masyarakat, khususnya lansia yang menjadi prioritas pelaksanaan vaksinasi. Leli meminta masyarakat tak perlu takut dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Sebab, sudah dipastikan vaksin yang digunakan aman dan halal.
"Datang dulu ke puskesmas kalau ada jadwal vaksinasi. Nanti diperiksa dokter, layak atau tidak divaksinasi," kata dia.
Leli menambahkan, pihaknya juga sedang menyusun terobosan agar pelaksanaan vaksinasi lansia dapat berjalan cepat. Salah satunya dengan mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) untuk membawa lansia melaksanakan vaksinasi."Ada wacana ke arah sana, tapi gimana nanti kebijakan pimpinan," ujar dia.
Menurut Diaz, baru aparat dari Polres Garut yang diterjunkan untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi lansia. Polisi di setiap polsek telah diturunkan untuk mengajak lansia di masing-masing wilayahnya menjalani vaksinasi.
Leli juga terus mengingatkan agar masyaralat di Kabupaten Garut terus menerapkan protokol kesehatan (prokes). Sebab, saat ini penambahan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan. Menurut dia, penanganan pandemi Covid-19 harus menjadi tanggung jawab bersama. "Bukan hanya pemerintah, tapi dari masyarakat juga," kata dia.
Pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat adalah menerapkan prokes dengan ketat dan menjalani vaksinasi jika telah dijadwalkan telah ditentukan. Dua hal itu merupakan upaya preventif yang dapat dilakukan dalam penanganan Covid-19.
"Kalau hanya mengadalkan upaya kuratif atau pengobatan, berapapun dana yang dikeluarkan, sarana yang disiapkan, tak akan pernah cukup untuk mengatasi pandemi ini," kata dia.
Dalam pelaksanaan vaksinasi kepada pralansia dan lansia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut jugca menggandeng Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Padjadjaran (Unpad). Pelaksanaan vaksinasi kepada pralansia dan lansia yang bekerja sama dengan IKA Unpad itu dilakukan pada Sabtu (12/6). "Kerja sama dengan IKA Unpad ini bisa jadi inovasi dalam rangka mempromosikan vaksinasi kepada lansia," kata Bupati Garut, Rudy Gunawan.
Sementara itu, Ketua Umum IKA Fakultas Kedokteran Unpad Lia G Partakusuma, mengatakan, dalam kegiatan itu pihaknya menargetkan seribu orang. Namun yang baru mendaftar adalah sekitar 600 orang peserta. "Ini mudah-mudahan bisa membantu Kabupaten Garut untuk percepatan agar penularan Covid-19 ataupun mereka kena tetapi mereka akan menjadi lebih ringan sehingga menurunkan angka kematian Covid-19,” kata dia.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, pada Sabtu kemarin terdapat penambahan 253 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara kasus kematian akibat Covid-19 juga bertambah 12 orang pada hari itu.
Secara keseluruhan, total kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut berjumlah 11.837 kasus. Sebanyak 1.823 orang masih menjalani isolasi mandiri, 418 orang isolasi di rumah sakit, 9.075 orang telah sembuh, dan 521 orang meninggal dunia.