REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Sebuah rumah sakit di kota Afrin, Suriah, menjadi sasaran serangan artileri pada Sabtu (12/6). Serangan serupa juga menghantam daerah perumahan di sana.
Menurut sumber pertahanan sipil, serangan artileri terlebih dulu melanda daerah perumahan. Tak lama berselang, rumah sakit Al Shifa turut menjadi sasaran. Dua serangan itu menyebabkan 13 orang tewas dan 27 lainnya luka-luka.
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan para korban yang tertimpa reruntuhan di rumah sakit Al Shifa. Seorang pejabat lokal Turki mengatakan sebuah sumber di rumah sakit mengklaim serangan tersebut dilancarkan kelompok Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).
Namun Pasukan Demokratik Suriah (SDF), kelompok milisi yang dipelopori YPG dan didukung Amerika Serikat (AS), menyatakan tak bertanggung jawab atas serangan itu. Kantor gubernur di provinsi Hatay, Turki, yang berbatasan dengan Afrin, mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut. Mereka mengatakan misil ditembakkan dari daerah Tel Rifat yang dikendalikan pemerintah Suriah.
Turki telah melakukan beberapa operasi militer ke Suriah utara sejak 2016. Setidaknya ada dua operasi besar yakni bernama Operation Euphrates Shield dan Olive Branch.
Turki hendak menumpas pasukan Kurdi yang menguasai wilayah perbatasan Suriah. Mereka membidik pasukan YPG dan Partai Persatuan Demokratik Suriah (PYD). Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris.
Turki memiliki perbatasan sepanjang 911 kilometer dengan Suriah. Ia telah lama mengecam ancaman pasukan Kurdi di timur Sungai Eufrat dan pembentukan “koridor teroris” di sana.