Senin 14 Jun 2021 06:40 WIB

Gembiranya Penduduk Madinah Saat Kedatangan Nabi Muhammad

Kedatangan Nabi Muhammad disambut gembira penduduk Madinah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Gembiranya Penduduk Madinah Saat Kedatangan Nabi Muhammad. Foto:   Perjalanan hijrah Nabi Muhammad bersama Abu Bakar dari Makkah ke Madinah (ilustrasi).
Foto: google.com
Gembiranya Penduduk Madinah Saat Kedatangan Nabi Muhammad. Foto: Perjalanan hijrah Nabi Muhammad bersama Abu Bakar dari Makkah ke Madinah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penduduk Madinah begitu bahagia saat Rasulullah ﷺ hijrah ke sana, beliau pun membangun masjid Nabawi di daerah itu.

Dikutip dari buku Bekal Haji karya Ustaz Firanda Andirja, Asy-Syaikh Shafiyur Rahman Al-Mubarakfuri menyebutkan bahwa kedatangan Nabi ﷺ di Madinah terjadi pada hari Jumat tanggal 12 Rabiul Awal atau 27 September 622 M (Al-Mubarakfuri). Pada hari kedatangan Nabi ﷺ, kegembiraan terpancar dari wajah-wajah kaum muslimin, dari pembesarnya hingga para budak, baik dari golongan Muhajirin maupun Anshar.

Baca Juga

Lihatlah Al-Bara bin Aazib, radhiallahu anhuma, seorang sahabat Nabi ﷺ. Beliau akan menceritakan bagaimana keadaan penduduk Madinah tatkala kedatangan Rasulullah ﷺ,

"Orang yang pertama datang kepada kami (dari kaum Muhajirin) adalah Mush'ab bin Umair dan Ibnu Ummi Maktum. Keduanya membacakan Alquran kepada orang-orang. ... . Kemudian, datang Nabi ﷺ setelahnya. Aku tidak pernah melihat penduduk Madinah bergembira sebagaimana gembiranya mereka dengan kedatangan Rasulullah ﷺ hingga para budak wanita pun berseru, "Rasulullah ﷺ telah datang!" (Bukhari).

Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu juga menggambarkan keadaan yang dirasakannya pada saat tersebut:

"Pada hari ketika Rasulullah memasuki kota Madinah, segala sesuatunya bercahaya, sedangkan pada hari ketika beliau diwafatkan, segala sesuatunya terasa gelap" (At-Tirmidzi).

Bahkan, karena rasa gembira akan kedatangan beliau ﷺ dan besarnya cinta kaum Anshar kepadanya, setiap kali beliau melewati rumah-rumah kaum Anshar, pembesar kaumnya akan mengundang beliau untuk singgah atau menginap di tempat mereka. Akan tetapi, beliau ﷺ mengatakan, "Biarkan dia (unta Nabi) berjalan karena sesungguhnya dia telah mendapat perintah". Maka unta itu berjalan hingga melewati kediaman Bani Malik bin An Najjar. Akhirnya, unta itu menderum di tempat pengeringan kurma yang kelak menjadi tempat dibangunnya Masjid Nabawi. Nabi ﷺ pun bertanya mengenai pemilik tempat tersebut. Mu'adz bin Afra mengatakan kepada beliau bahwa tempat itu milik Sahl dan Suhail, dua anak yatim bersaudara dari bani An-Najjar (Sirah Nabawiyah). Berdasarkan riwayat ini, terlihat bahwa pemilihan tempat bagi Masjid Nabawi tidak lain merupakan pilihan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement