Senin 14 Jun 2021 09:05 WIB

PM Israel Terpilih Naftali Bennett Dukung Permukiman Ilegal

Bennet mengancam akan serang Hamas jika pejuang Palestina itu menyerang.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Politisi Israel Naftali Bennett.
Foto: AP/Tsafrir Abayov
Politisi Israel Naftali Bennett.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Naftali Bennett, perdana menteri Israel terpilih, mengatakan pemerintahannya akan mendukung pembangunan di permukiman ilegal di seluruh wilayah pendudukan di Tepi Barat, termasuk wilayah yang masuk area C.

Berdasarkan Perjanjian Oslo antara Israel dan Otoritas Palestina tahun 1995, Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dipecah menjadi tiga wilayah, yakni Area A, B, dan C. Area C di bawah pemerintahan dan kendali keamanan Israel sampai kesepakatan final mengenai statusnya dicapai.

Baca Juga

Pada Senin (14/6), Anadolu Agency melaporkan, pernyataan Bennett disampaikan dalam pidatonya dalam sidang parlemen Israel atau Knesset. Koalisi pemerintah baru yang dipimpin Bennett dan politisi moderat Yail Lapid memenangkan mosi percaya perlemen dan menyingkirkan Benjamin Netanyahu yang sudah berkuasa selama 12 tahun.

Bennett juga berjanji tidak akan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir. Ia menambahkan, Israel akan meningkatkan kekuatan pertahanan dan penyerangannya.

Ia juga mengatakan, akan mempertahankan gencatan senjata di Gaza. Tapi, ia mengancam Hamas, Israel akan menyerang bila kelompok milisi itu memutuskan meningkatkan ketegangan. Bennett juga berjanji berusaha memulangkan pasukan Israel yang ditahan Hamas.

Kantor berita milik pemerintah Israel, KAN, melaporkan sejumlah anggota parlemen dari partai ekstrem kanan Religious Zionist dikeluarkan dari Knesset ketika mereka berusaha menghalangi Bennett berpidato.  

Koalisi berisi delapan partai yang dipimpin Bennett dan Lapid mengambil alih kekuasaan dari Netanyahu. Masing-masing mendapat jatah masa jabatan perdana menteri dua tahun.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement