Senin 14 Jun 2021 11:22 WIB

RMI PBNU Dampingi Pondok Pesantren Hadapi Lonjakan Covid-19

Pondok Pesantren didampingi RMI PBNU.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
RMI PBNU Dampingi Pondok Pesantren Hadapi Lonjakan Covid-19. Foto:  Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
RMI PBNU Dampingi Pondok Pesantren Hadapi Lonjakan Covid-19. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami perlonjakan selama beberapa hari terakhir. Ketua Satkor Covid-19 Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU, KH Ulun Nuha, menyebut pihaknya terus berupaya mendampingi pesantren menghadapi kondisi ini.

"Ketika kasus Covid-19 itu melonjak, pesantren juga terdampak. Kemarin, setelah sempat melandai sampai Ramadhan dan situasi cukup terkendali, tapi ternyata setelah habis libur lebaran ini kasus di luar melonjak dan banyak kasus di pesantren," kata Kiai Ulun Nuha saat dihubungi Republika, Ahad (13/6).

Baca Juga

Sejak Ramadhan, pihak RMI disebut telah mengkampanyekan gerakan 'Ramadhan Ceria, Santri Sehat Ngaji Berkah'. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan, seperti pelatihan, program peningkatan imun santri, serta ngaji dengan protokol kesehatan yang ketat.

Kepada tiap pesantren, diberikan surat edaran agar menjaga protokol termasuk saat kembali ke pesantren di awal Syawal. Pesantren didorong memiliki sistem skrining yang handal, dengan harapan saat pulang ke rumah dan kembali ke pondok santri tidak terpapar virus tersebut.

Salah satu yang direkomendasikan adalah dengan menyediakan alat genose atau bekerja sama dengan instansi yang memiliki alat tes tersebut. Kiai Ulun Nuha menyebut lebih dari 70 pesantren telah memiliki alat tes ini, dengan harapan mereka juga dapat membantu pesantren di sekitarnya yang membutuhkan alat tersebut.

"Rekomendasi kita ini masih didukung dengan adanya isolasi saat mereka datang. Mereka dipisahkan dahulu dari yang lain. Itu upaya kami mengantisipasi sembari menyampaikan pesan kepada para Kiai dan santri agar menjaga prokes. Di luar sana masih ada ancaman pandemi serius apalagi muncul varian-varian baru," lanjutnya.

Saat ini, ia menyebut RMI terus mendampingi pondok pesantren secara intens. Salah satunya di Kudus, hampir setiap malam dilakukan pendampingan termasuk pelatihan pendirian shelter mandiri. Pesantren di dorong memiliki shelter agar nantinya jika ditemukan kasus Covid-19 di antara warga pondok atau bergejala, bisa ditempatkan di shelter tersebut.

Kiai Ulun Nuha menyebut untuk tahun ini semua pesantren memutuskan menerima kembali santrinya. Kondisi ini berbeda dengan tahun lalu, di mana beberapa pesantren memutuskan tidak menerima santrinya terlebih dahulu.

"Sampai saat ini belum ada informasi pesantren yang memulangkan santrinya. Buat pesantren, pembelajaran tatap muka itu sangat penting. Ada banyak hal yang tidak bisa ditransfer dengan metode daring," kata dia.

Karena alasan ini, RMI mengingatkan pesantren untuk menjaga kesehatan dan keselamatan warganya. Komitmen bersama ini terus diingatkan dan diminta untuk dijaga.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement