Senin 14 Jun 2021 15:42 WIB

Insiden Henti Jantung Eriksen dan Pentingnya Ilmu Dasar CPR

Teknik CPR diyakini yang menyelamatkan Christian Eriksen dari kondisi henti jantung.

Red: Andri Saubani
Gelandang timnas Denmark, Christian Eriksen terlihat siuman usai kolaps pada laga Grup B Piala Eropa 2020 melawan Finlandia, Sabtu (12/6).
Foto:

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Vito A. Damay, pijat jantung atau CPR memang bisa membantu menyelamatkan seseorang yang mengalami gejala henti jantung atau cardiac arrest. Henti jantung biasanya ditandai oleh sesak napas tanpa alasan jelas, nyeri dada hingga kehilangan kesadaran.

"Apabila terjadi henti jantung, kita harus segera menolong, maka kemungkinan dia selamat akan lebih besar. Kita bisa melakukan CPR atau pijat jantung dengan benar sehingga kemungkinan dia selamat bisa meningkat 17- 44 persen," kata Vito, Ahad (14/6).

Vito mengatakan, CPR harus dilakukan segera, dan ketika ditunda berarti mengurangi kemungkinan orang dengan henti jantung bisa selamat sampai 10 persen setiap menitnya. Saat tak ada orang lain di dekat orang yang henti jantung, Anda bisa melakukan CPR dengan metode pijat jantung, terutama apabila Anda bukan tenaga kesehatan terlatih.

CPR dilakukan tanpa perlu menunggu dia batuk, namun saat dia bernapas tidak normal misalnya gasping atau mengap-mengap. Orang yang terlatih seperti tenaga kesehatan akan memeriksa kondisi nadi terlebih dulu, tetapi langkah ini tak perlu dilakukan orang yang tak terlatih.

Untuk melakukan CPR, menurut Vito, pertama, letakkan dia di permukaan yang rata dan keras. Setelahnya, ekspos dadanya tekan bagian tengahnya dengan ujung telapak tangan. Kaitkan satu tangan di atas tangan lainnya, lalu lakukan pijat (tekan) dengan cepat dan keras, 100 kali per menit.

Pakailah kekuatan dari bahu dan berat badan, bukan dari sikut. Jadi, ketika memijat posisi sikut tegak lurus, sementara badan dan pundak yang bergerak turun. Lakukanlah pertolongan ini sembari menunggu tenaga medis membantu.

"Pijat jantung dilakukan untuk menyelamatkan seseorang apabila Anda tidak terlatih (seperti tenaga kesehatan) dan ini lebih baik dilakukan daripada tidak sama sekali," tutur Vito.

Vito mengatakan, henti jantung berbeda dengan serangan jantung. Henti jantung adalah kondisi saat jantung berhenti memompa secara efektif sebagai pompa untuk seluruh tubuh, yang isinya memompa darah, nutrisi, dan oksigen. Sementara serangan jantung merupakan keadaan sumbatan di dalam pembuluh darah koroner yang harusnya memberi makan kepada otot jantung.

"Orang yang mengalami serangan jantung, menghadapi henti jantung setelahnya sehingga mengakibatkan kematian. Namun, orang yang menghadapi henti jantung belum tentu disebabkan karena serangan jantung," kata dia.

Menurut Vito, CPR yang dilakukan secara tepat didapatkan oleh gelandang tim nasional Denmark Christian Eriksen di tengah laga pembuka Grup B Euro 2020 melawan Finlandia pada Sabtu (12/6). CPR terbukti bisa membantu Eriksen kembali stabil setelah sempat kolaps.

"Untung di-CPR ya, CPR itu wajib dipelajari menurut saya. Saya malah saran, pesepeda, pelari apalagi yang rutin olahraga harus kursus bagaimana melakukan CPR supaya dapat menolong temannya," demikian pesan Vito.

 

photo
Bintang timnas Portugal Cristiano Ronaldo. - (Republika.)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement