REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Penyelenggara Olimpiade Tokyo berencana membagikan sekitar 150.000 kondom dalam penyelenggaraan pesta olahraga tersebut bulan depan.
Namun demikian pihak penyelenggara meminta agar atlet membawanya pulang dan tidak menggunakannya saat Olimpiade, sesuai dengan aturan jaga jarak di tengah pandemi virus corona yang menjadi prioritas utama.
Sejumlah kondom telah dibagikan sejak 1988 dalam Olimpiade Seoul untuk meningkatkan kesadaran akan HIV dan AIDS.
Pihak penyelenggara sudah meminta agar distribusi itu terus berlanjut. Selain itu, atlet juga telah diminta untuk selalu menjaga jarak satu sama lain, yang berarti sedikit kesempatan bagi mereka untuk berbaur dan berkerumun.
“Kondom itu tidak untuk digunakan saat pertandingan, tetapi atlet dapat membawanya pulang ke negara mereka masing-masing untuk meningkatkan kesadaran akan masalah HIV dan AIDS,” ujar panitia Olimpiade Tokyo 2020 dikutip dari Reuters, Senin (14/6).
Para pejabat sudah melarang penonton dari luar negeri, dan meminta warga yang menghadiri pertandingan untuk menunjukkan dukungan mereka lewat tepuk tangan, bukan bersorak atau bernyanyi untuk mengurangi risiko penyebaran virus corona.
Penyelenggara awalnya berencana untuk menyediakan makanan bagi mereka yang menginap perkampungan atlet. Makanan tersebut akan diletakkan di ruang makan yang besar dengan kapasitas tempat duduk 4.500 orang sekaligus.
Namun rencana itu dibatalkan. Penyelenggara akan meminta atlet untuk makan sendiri, menjaga jarak sosial dengan orang lain dan membersihkan tempat tersebut setelah makan.
"Tanpa langkah-langkah yang tepat, hanya butuh satu orang untuk membawa virus dan menyebarkannya, khususnya di tempat-tempat seperti kampung atlet," kata salah satu spesialis penyakit menular di Tokyo 2020 Nobuhiko Okabe dalam konferensi pers Jumat lalu.
"Kita harus melakukan apa yang kita bisa untuk memastikan wabah tidak menyebar luas, dan kita benar-benar membutuhkan kerja sama dari semua atlet dan delegasi untuk menyukseskan Olimpiade ini,” tambahnya.