REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (Gubes FKM UI), Adik Wibowo mengapresiasi upaya penanganan pandemi yang dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah (provinsi, kabupaten/kota) dalam upaya menekan laju penyebaran Covid-19.
Adik menyebut, langkah yang dilakukan pemerintah itu cukup baik, terutama dalam mengantisipasi lonjakan kasus aktif pascalibur Lebaran. Dia pun mengapresiasi langkah pemerintah mengendalikan penyebaran Covid-19.
"Meski di lapangan masih terdapat celah, namun ini dapat kita pahami. Karena seluruh satgas pusat hingga daerah sudah berupaya secara maksimal mencegah masyarakat yang nekat mudik agar menekan laju penyebaran Covid-19," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (14/6).
Adik menuturkan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro yang diterapkan mulai di tingkat provinsi hingga RT/RW sangat bermanfaat dalam upaya tracing (pelacakan) pemerintah pascalibur Lebaran.
"PPKM skala mikro ini sangat baik untuk melihat dan memantau naik dan turunnya kasus aktif Covid-19 secara harian dan Satgas terkait dapat cepat tanggap untuk melakukan pengetatan maksimal jika terjadi lonjakan kasus di daerah tertentu. Upaya ini juga agar meminimalisasi penyebaran kasus di klaster keluarga," kata Adik.
Untuk itu, Adik meminta agar PPKM skala mikro terus dilanjutkan. Pasalnya, ia menyebut, masih terdapat daerah yang belum mendapatkan sosialisasi dengan baik terkait Covid-19 dan upaya pencegahannya melalui 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), seperti di Madura yang masih minim dalam penerapan protokol kesehatan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartartomengatakan, kasus penanganan Covid-19 di Indonesia masih terkendali. Hal itu dilihat dari perkembangan kasus harian dan aktif per 6 Juni 2021 sebesar 5,3 persen, masih jauh lebih baik dari kasus aktif global di angka 7,5 persen.
Sedangkan, tingkat kesembuhan Indonesia berada di 91,9 persen (global 90,3 persen) dan kematian sebesar 2,80 persen (global 2,15 persen). Menurut Airlangga, kasus aktif nasional per 6 Juni 2021 yang berjumlah 98.455 kasus, mengalami penurunan sebesar 44,2 persen dibandingkan dari puncak kasus pada 5 Februari 2021.
"Jumlah kasus aktif terendah terjadi pada tanggal 18 Mei 2021 yakni sejumlah 87.514 kasus. Namun, sejak 19 Mei 2021 kembali mengalami tren peningkatan, bahkan pada 29 Mei-2 Juni 2021 kasus aktif berada di atas 100 ribu kasus," katanya.