REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelaku penabrakan lima anggota keluarga Muslim dengan truknya dan menewaskan empat dari mereka, dikenai tuduhan terorisme, Senin (14/6). Sebelumnya dia telah menghadapi tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan percobaan pembunuhan.
Seperti dikutip Reuters, Jaksa provinsi dan federal menyetujui untuk memulai proses sidang terorisme terhadapnya. Menurut kepolisian London, jaksa menuduh bahwa pembunuhan Salman Afzaal, istrinya, putri mereka, dan ibu Afzaal, dan percobaan pembunuhan putra pasangan itu merupakan kegiatan teroris.
Larangan publikasi membuat rincian dari sidang pelaku penabrakan Nathaniel Veltman tidak dapat diungkapkan. Dia belum memiliki pengacara dan hadir dalam persidangan melalui Zoom pada Senin. Veltman dijadwalkan disidang lagi pada 21 Juni.
Wakil Perdana Menteri Kanada Chrystia Freeland mengapresiasi keputusan jaksa. "Sangat penting bagi kami untuk menyebutnya sebagai tindakan teror ... dan penting bagi kami untuk mengidentifikasi ancaman mengerikan yang ditimbulkan oleh supremasi kulit putih terhadap Kanada dan kepada orang Kanada," ujarnya.
Anak berusia sembilan tahun merupakan satu-satunya yang selamat dari serangan itu mengalami luka-luka. Dia sudah pulang dari rumah sakit pada Senin.
Serangan truk terhadap lima anggota keluarga di sebelah Barat Toronto ini adalah serangan terburuk terhadap Muslim Kanada sejak seorang pria menembak mati enam anggota masjid Kota Quebec pada 2017.