REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febri Adhitya Prajatara mengakui adanya kenaikkan tingkat keterisian atau Bed Ocupancy Red (BOR) rumah sakit di Kota Pahlawan setelah adanya lonjakan Covid-19. BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya mencapai 53 persen. Meningkat sekitar 32 persen dibanding sebelummya yang hanya sekitar 21 persen.
"Standar WHO itukan di bawah 40 persen. Terjadi peningkatan sekitar 32 persen, karena waktu 4 Juni 2021 itu 21 persen," kata Febri, Selasa (15/6).
Febri menambahkan, ICU rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Surabaya juga mengalami peningkatan sekitar 20 persen. Febri mengungkapkan, ICU yang terpakai di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Surabaya sekitar 63 persen. Febri mengatakan, meningkatnya tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 tak lepas dari efek lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di luar Kota Surabaya.
"Karena Kota Surabaya termasuk menjadi rujukan. Kalau daerah sekitar Surabaya Covid-19 juga terkendali, maka pemakaian BOR di Kota Surabaya bisa teratasi. Harus ditangani bersama-sama,," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, Radian Jadid mengungkapkan, jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan terus bertambah. Hingga Senin (14/6) siang, jumlah pasien RSLI Surabaya mencapai 363 orang dari kapasitas 400 tempat tidur.
Adapun, 363 pasien yang menjalani perawatan di RSLI Surabaya terdiri atas 65 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru kembali dari perantauan, 189 pasien hasil penjaringan di Jembatan Suramadu, 12 pasien asal klastwr Pondok Pesantren di Surabaya, dan 97 pasien umum.