REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, tingkat literasi Indonesia berada di nomor 63 dari 72 negara.
Rendahnya budaya membaca masyarakat Indonesia mengakibatkan rendahnya tingkat literasi. Literasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang terhadap subjek ilmu pengetahuan.
Agung Baitul Hikmah, kepala kampus Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tasikmalaya mengungkapkan bahwa sudah selayaknya masyarakat Indonesia meningkatkan semangat membaca guna membangun SDM menjadi lebih baik.
“Kebiasaan membaca harus ditanamkan sedari dini. Memiliki kebiasaan membaca selain menambah wawasan juga dapat memberikan dampak positif. Terutama untuk meningkatkan kinerja saraf otak,” ungkapnya dalam rilis yang diterima, Kamis (10/6).
Menurutnya ada beberapa cara untuk meningkatkan hobi membaca, yakni mulai meningkatkan rasa ingin tahu, memilih buku sesuai keinginan, mencari informasi rekomendasi buku yang bagus, membuat jadwal rutin membaca buku, dan membaca buku secara bertahap.
“Beberapa cara tersebut terbukti ampuh jika dipraktikkan secara serius. Membaca buku memiliki segudang manfaat, selain dapat menjauhkan diri dari penyakit pikun atau pelupa, membaca buku juga sebagai alternatif dalam menurunkan stres,” tuturnya.