REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Bed Occupancy Rate (BOR) RSUD Kartini, Kabupaten Jepara, penuh, mengakibatkan empat pasien suspect Covid-19 telantar. Ironisnya, pihak rumah sakit hanya bisa menempatkan empat pasien tersebut di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Pemandangan tersebut disaksikan sendiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang saat itu tengah melakukan sidak penanganan Covid-19, di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara tersebut. Tak pelak, Gubernur pun segera turun tangan memerintahkan keempat pasien tersebut segera dibawa ke rumah sakit terdekat yang masih memiliki tempat perawatan, agar segera ditangani dengan semestinya.
Sebelumnya saat menyambut Gubernur Ganjar Pranowo, Direktur Utama (Dirut) RSUD Kartini, Bambang Dwipo, menyampaikan jika BOR di RSUD Kartini tersebut sudah penuh, setelah Kabupaten Jepara berstatus zona merah risiko penyebaran Covid-19. Sehingga, hari ini ada empat orang pasien Covid-19 yang belum tertangani oleh tenaga medis di rumah sakit tersebut. “Ada yang belum ditangani Pak karena BOR penuh, itu masih di luar IGD,” jelasnya.
Mendengar penjelasan tersebut, Gubernur pun bergegas melihat pasien yang dimaksud dan berjalan ke depan ruangan IGD. Benar saja, ada empat pasien yang dirawat di luar gedung. Keempatnya diduga terkonfirmasi Covid-19.
“Lho, nggak bisa seperti ini Pak, ini bahaya. Bapak masih punya ruangan kosong tidak? Kalau tidak, langsung cari rujukan ke rumah sakit lain,” tegas Gubernur kepada Dirut RSUD Kartini tersebut.
Tak menunggu lama, Guberur meminta Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, yang mendampingi kujungan gubernur untuk menghubungi rumah sakit terdekat. Hingga akhirnya diperoleh informasi ke-empat pasien tersebut akhirnya bisa dibawa ke RSUD Kelet yang masih tersedia 30 kamar. “Langsung dibawa ke sana saja pak, ayo sekarang, telepon ambulans bawa ke sana (RSUD Kelet),” tegas Gubernur.
Rupanya, tidak hanya persoalan BOR yang penuh. Di rumah sakit tersebut gubernur juga menerima keluhan dari beberapa keluarga pasien Covid-19 terkait dengan lambannya proses pemulasaraan jenazah di rumah sakit tersebut.
Salah satu keluarga penyintas Covid-19 yang meninggal dunia sudah menunggu sembilan jam untuk pemulasaraan keluarganya. “Kami sudah menunggu sejak pukul 03.00 WIB dini hari tadi pak, Tolong pak, kalsu bisa dipercepat,” ungkap salah satu keluarga penyintas Covid-19.
Berdasarkan penjelasan Dirut RSUD Kartini, lambannya proses pemulasaraan jenazah penyintas Covid-19 tersebut karena keterbatasan SDM. Sementara yang ditangani dalam waktu yang sama ada tujuh jenazah.
Kembali gubernur meminta manajemen rumah sakit tersebut untuk mencari tambahan tenaga pemulasaraan jenazah. “Pak bisa cari ormas atau apa saja untuk pemulasaraan. Pak Dirut, tolong SOP-nya diperbaiki, saya minta hari ini ada perbaikan," tegas Gubernur.
Atas beberapa temuan di RSUD Kartini tersebut, Gubernur menyampaikan, Kabupaten Jepara merupakan salah satu daerah yang jadi perhatian selain Kudus, Pati, Demak dan daerah lainnya yang berstatus zona merah. Menurutnya, rumah sakit bagi penanganan pasien Covid-19 di Jepara sudah mulai penuh, maka rumah sakit lain yang ada diminta untuk mendukung. Seperti di RSUD Kelet yang masih ada, 30 ruangan bisa membantu RSUD Kartini yang sudah penuh.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan memberikan dukungan penuh kepada Pemerintah kabupaten (Pemkab) Jepara. Penambahan SDM, obat-obatan dan sarana penunjang lainnya akan diupayakan.
Kepada warga Kabupaten Jepara, ia juga memohon dukungan dengan tidak menyepelekan protocol kesehatan. Hindari kerumunan, tempat keramaian, event dan kegiatan lain yang mengundang kerumunan tunda dulu semuanya.
“Saya mohon betul, masyarakat memberikan dukungan dengan disiplin menjaga protokol kesehatan dan SOP pencegahan Covid-19. Kasihan para tenaga kesehatan (nakes) kita, semua sudah kecapekan bahkan ada yang sudah menjadi korban,” tandasnya.
Masih terkait dengan penanganan Covid-19, Dinkes Kabupaten Semarang melaporkan, penambahan jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di daerahnya. Dalam sepekan terakhir Dinkes Kabupaten Semarang mencatat penambahan sebanyak 14 orang pasien.
Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, Ani Rahadjo, mengatakan sebelum tanggal 9 Juni 2021 akumulasi pasien meninggal dunia terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 455 orang. Angka tersebut pun bergerak siring peningkatan kasus harian di daerahnya.
Sampai dengan Senin 14 Juni 2021 kemarin, akumalsi pasien yang meninggal dunia tersebut menjadi 469 orang. “Artinya dalam sepekan ini ada kurang lebih 14 orang meninggal dunia karena Covid-19,” jelasnya.