Selasa 15 Jun 2021 15:12 WIB

Harga Ikan laut di Pasar Tradisional Sukabumi Naik

Kenaikan ini dipicu oleh berkurangnya pasokan ikan ke pasar.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Fakhruddin
Harga Ikan laut di Pasar Tradisional Sukabumi Naik (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Aswaddy Hamid
Harga Ikan laut di Pasar Tradisional Sukabumi Naik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Harga ikan laut di pasar tradisional Kota Sukabumi mulai mengalami lonjakan. Hal ini didasarkan pantauan petugas Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi.

''Komoditas ikan laut seperti bandeng dan teri mengalami kenaikan harga,'' ujar Kasie Pengawasan Barang Strategis, Diskumindag Kota Sukabumi Rifki kepada Republika, Selass (15/6). Hal ini terjadi dalam rentang waktu beberapa hari terakhir.

Rifki merinci, harga ikan Teri Super/Medan naik dari Rp 80.000 per kilogram menjadi Rp 90.000 per kilogram. Selanjutnya ikan Teri Jengki naik dari Rp 55.000 per kilogram menjadi Rp 60.000 per kilogram.

Harga ikan Bandeng basah naik dari Rp 35.000 per kilogram menjadi Rp 40.000 per kilogram. Sehingga di tiga komoditas ikan laut ini terjadi kenaikan yang berkisar antara Rp 5.000 per kilogram hingga Rp 10.000 per kilogram.

Kenaikan ini dipicu oleh berkurangnya pasokan ikan ke pasar, sementara permintaan dari warga tetap. Kondisi ini dipengaruhi oleh berkurangnya tangkapan ikan nelayan akibat faktor cuaca buruk yakni gelombang tinggi.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan gelombang sangat tinggi hingga 6 meter di sejumlah perairan Indonesia mulai 15-16 Juni 2021. Gelombang yang sangat tinggi kisaran 4,0-6,0 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Banten-Jawa Timur.

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Sehingga BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement