REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menegaskan bahwa vaksinasi Covid-19, dari berbagai produsen, masih cukup ampuh untuk menekan laju penularan virus, yang di antaranya disebabkan mutasi virus, seperti varian Covid-19 Delta atau B1617.2. Juru bicara pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, efektivitas vaksinasi di Indonesia masih di atas 50 persen.
Mengacu pada angka ini, pemerintah terus mengebut laju vaksinasi di Tanah Air. "Apakah vaksin di sini memiliki efektivitas masih tinggi atau tidak? Secara keseluruhan, sekarang ini masih. Karena, efektivitas di atas 50 persen masih terpenuhi dan penelitian lebih lanjut harus selalu dilakukan agar vaksin yang dipakai adalah vaksin yang efektif," kata Wiku dalam keterangan pers, Selasa (15/6).
Pernyataan Wiku mengenai tingkat efektivitas vaksinasi tersebut merespons merebaknya varian Covid-19 Delta atau B1617.2. Varian ini terbukti mendominasi lonjakan kasus di beberapa daerah, seperti Kudus, Bangkalan, dan DKI Jakarta. Sejumlah pihak mengkhawatirkan adanya varian baru ini akan mempersulit tercapainya kekebalan kelompok.
"Pada prinsipnya setiap virus pasti akan mengalami mutasi karena dalam rangka untuk survival dia. Dan, proses mutasi dia bisa berlangsung terus-menerus apabila potensi untuk menular tersedia. Atau penularan tetap terjadi," kata Wiku.
Pertanyaan mengenai efikasi dan efektivitas vaksin Covid-19 terhadap mutasi virus, kata Wiku, juga ditanyakan seluruh ahli di dunia. Menurutnya, pemerintah tetap terus memantau perkembangannya dan memastikan vaksinasi yang dilakukan memberikan proteksi kolektif.
Dalam rekap variant of concerns yang dilansir Kementerian Kesehatan, dari total 1.989 sekuens yang diteliti, ditemukan ada 145 mutasi baru. Di antaranya, 36 varian Alpha asal Inggris dan 104 varian Delta asal India.