REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali memperingatkan bahwa negaranya siap merespons setiap aktivitas berbahaya Rusia. Hal itu diutarakan menjelang pertemuannya dengan Presiden Vladimir Putin.
“Saya tidak mencari konflik dengan Rusia, tapi kami akan merespons jika Rusia melanjutkan aktivitas berbahayanya,” kata Biden setelah berpartisipasi dalam KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara di Brussels pada Senin (14/6).
Biden mengatakan, saat AS dan Rusia terlibat dalam perbedaan atau ketidaksepakatan, dia akan memperjelas garis merahnya. Salah satu isu yang ditekankan terkait hal itu adalah ancaman Moskow terhadap Ukraina. “Kita akan menempatkan Ukraina dalam posisi untuk menjaga keamanan fisik mereka,” ucapnya.
Biden mengakui bahwa dia akan berhadapan dengan penentang yang tangguh yakni Putin. “Dia (Putin) cerdas, tangguh, dan saya telah menemukan dia, seperti yang mereka katakan, adalah penentang yang layak,” ujarnya.
Seusai menghadiri KTT G-7 di Cornwall, Inggris, akhir pekan lalu, Biden mengisyaratkan ingin menjalin hubungan lebih baik dengan Rusia. "Ini bukan kontes tentang siapa yang bisa berbuat lebih baik di depan konferensi pers untuk mencoba mempermalukan satu sama lain. Ini tentang membuat diri saya sangat jelas apa syarat untuk mendapatkan hubungan yang lebih baik dengan Rusia," katanya pada Ahad (13/6).
Menurut Biden, ada bidang-bidang ketika AS dan Rusia dapat bekerja sama. “Kami mungkin dapat melakukan itu dalam hal beberapa doktrin strategis, yang mungkin dapat bekerja sama. Kami siap melakukannya. Mungkin ada kemampuan bekerja bersama-sama tentang iklim," ucapnya.
Dia berpendapat, diskusi langsung dengan Putin akan menjadi cara terbaik untuk membahas ketidaksepakatan yang saat ini dihadapi AS dan Rusia. Kendati demikian, Biden menekankan tak ada jaminan bahwa dia dapat mengubah pola Rusia atau pemimpinnya. Biden dan Putin dijadwalkan bertemu di Jenewa, Swiss, pada Rabu (14/6).