Selasa 15 Jun 2021 19:28 WIB

Sutradara Sebut 'Jurassic World 3' sebagai Thriller Sains 

'Jurassic World 3' menavigasi kekuatan gen dan alam, serta bahaya dari dinosaurus.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
'Jurassic World 3' menavigasi kekuatan gen dan alam, serta bahaya dari dinosaurus.
Foto: Universal Pictures via AP
'Jurassic World 3' menavigasi kekuatan gen dan alam, serta bahaya dari dinosaurus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekuel kelima dari semesta Jurassic berjudul “Jurrasic World: Dominion” menjadi salah satu film yang paling ditunggu penggemar di Juni tahun ini. Film yang kembali diarahkan Colin Trevorrow itu dilaporkan akan menggali tentang kekuatan genetik.

Dimulai pada tahun 1993 dengan film Jurassic Park, waralaba Jurassic sejauh ini telah mencakup lima film diantaranya tiga yang merupakan bagian dari trilogi Jurassic Park dan dua lainnya dalam trilogi Jurassic World. Waralaba ini memiliki sejarah panjang dengan kloning dan mutasi genetik, konsep yang kini sedang dipersiapkan untuk “Jurassic World: Dominion”.

Baca Juga

Selama wawancara eksklusifnya dengan Screen Rant, sutradara Colin Trevorrow membahas bagaimana premis itu akan berlanjut di “Jurassic World: Dominion”. Ia juga menyebut film itu sebagai sebuah film thriller sains yang menavigasi kekuatan gen dan kekuatan alam serta bahaya yang dimiliki dinosaurus dan manusia.

“Film ini lebih merupakan film thriller sains. Kami belum benar-benar dapat berbicara tentang kekuatan genetik dan bahaya yang melekat di dalamnya; apa yang benar-benar diwakili oleh dinosaurus yang ada di planet kita saat ini dan bagaimana semuanya terkait dengan bahaya yang kita hadapi saat ini. Jadi itulah yang harus kami lakukan, dan jelas saya harus bisa bekerja dengan Laura Dern, Sam Neill, dan Jeff Goldblum untuk menceritakan kisah itu,” kata Trevorrow seperti dilansir dari Screen rant, Selasa (15/6).

Meskipun Trevorrow mengatakan bahwa “Jurassic World: Dominion” akan menyoroti kekuatan genetik dinosaurus, film ini tidak akan lagi berurusan dengan hibrida. Pernyataan Trevorrow lebih terkait dinosaurus yang benar-benar ada, dan bukan hasil eksperimen ilmiah yang direkayasa di laboratorium.

Setelah peristiwa Fallen Kingdom, Dominion juga akan membawa penonton melalui realitas alternatif masa kini di mana dinosaurus dan manusia hidup berdampingan. Dan binatang yang bermutasi tidak cocok dengan skenario realitas paralel ini. Sebaliknya, sekarang yang menjadi perhatian adalah apakah manusia dapat hidup selaras dengan binatang purba, atau apakah kehadiran binatang purba dalam masyarakat membahayakan keberadaan binatang purba.

Mempertimbangkan bahwa “Jurassic World: Dominion” berencana untuk menyelesaikan waralaba secara besar-besaran, masuk akal jika film tersebut memperhatikan potensi dinosaurusnya dan dampak keberadaan mereka terhadap dunia. Film-film Jurassic Park and Jurassic World sampai sekarang telah menjadi potongan-potongan action sci-fi, yang kurang peduli dengan makna dan alasan dan lebih banyak dengan pengejaran beroktan tinggi.

Tapi “Jurassic World: Dominion” sekarang berusaha untuk mengubah itu. Film ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang lebih filosofis tentang konsekuensi dari menghidupkan kembali fosil reptil. Semoga, penalaran dan kecerdasan ini akan terhubung dengan penonton, dan membantu mereka memahami semua yang terjadi dalam semesta Jurassic.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement