Selasa 15 Jun 2021 19:46 WIB

Ridwan Kamil Duga Varian Delta Sudah Ada di Jabar

"Feeling saya sih ada ya (Covid-19 varian Delta di Jabar)," kata Ridwan Kamil.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat meninjau langsung ketersediaan tempat tidur bagi pasien COVID-19 di RSUP Dr. Hasan Sadikin dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Kota Bandung, Sabtu (12/6/2021) malam.
Foto: Humas Pemprov Jabar
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat meninjau langsung ketersediaan tempat tidur bagi pasien COVID-19 di RSUP Dr. Hasan Sadikin dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Kota Bandung, Sabtu (12/6/2021) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil menduga penyebaran strain virus baru Covid-19 dari India atau varian Delta, telah ada di wilayah Jawa Barat. Ia meminta warganya untuk tetap tenang.

"Per hari ini belum ada data. Feeling saya sih ada ya (Covid-19 varian Delta di Jabar), tapi harus kita tunggu secara keseluruhan," kata Kang Emil seusai Rapat Komite Percepatan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah di Makodam III/Siliwangi Kota Bandung, Selasa.

Baca Juga

Kang Emil mengatakan, berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan, strain virus baru Covid-19 dari India atau Delta sudah ditemukan di Jawa Tengah dan DKI Jakarta. "Yang Bandung sedang dites genome-nya, hasilnya belum keluar," kata dia.

Ridwan Kamil mengimbau warga Jabar tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat dalam mengantisipasi serangan Covid-19 varian delta dari India. Selain itu, Kang Emil juga mengimbau warga Jabar tetap tenang menyikapi adanya strain virus baru Covid-19 dari India atau delta tersebut dan harus tetap disiplin menerapkan prokes.

"Kalaupun ada (Covid-19 varian Delta asal India menjangkiti warga Jabar), jawabannya sama saja, hanya prokes 5M, kedisiplinan dan persiapan karena daya mematikannya tidak terlalu tinggi," ujar Kang Emil.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement