Selasa 15 Jun 2021 20:41 WIB

54 Warga Pesantren Al Kasyaf Bandung Terpapar Covid-19

Mereka sebelumnya usai melakukan kegiatan berjualan ke perumahan-perumahan.

Sebanyak 49 orang santri dan 5 orang guru di pondok pesantren Al-Kasyaf, Cileunyi, Kabupaten Bandung terkonfirmasi positif Covid-19 usai menjalani uji usap antigen. Mereka saat ini sedang menjalani isolasi mandiri pasca dinyatakan positif Covid-19.
Foto: Foto Geovani Van Rega
Sebanyak 49 orang santri dan 5 orang guru di pondok pesantren Al-Kasyaf, Cileunyi, Kabupaten Bandung terkonfirmasi positif Covid-19 usai menjalani uji usap antigen. Mereka saat ini sedang menjalani isolasi mandiri pasca dinyatakan positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 49 orang santri dan lima orang guru di pondok pesantren Al-Kasyaf, Cileunyi, Kabupaten Bandung terkonfirmasi positif Covid-19 usai menjalani uji usap antigen dan PCR. Mereka saat ini sedang menjalani isolasi mandiri pasca dinyatakan positif Covid-19.

Pengasuh pondok pesantren yatim dan duafa Al-Kasyaf, Geovani Van Rega mengatakan awal mula muncul kasus Covid-19 ketika 12 orang santri mengalami sakit demam serta hilang indera penciuman. Mereka sebelumnya usai melakukan kegiatan berjualan ke perumahan-perumahan.

Baca Juga

"Rupanya ada yang kena dari pembeli enggak tahu darimana. Pulang ke pondok, selama beberapa hari ada 12 anak yang panas," ujarnya saat dihubungi, Selasa (15/6). Ia mengatakan, para santri mulai sakit pada Senin pekan lalu. Selanjutnya mereka dibawa ke klinik untuk diobati.

Namun, pihak klinik menyarankan untuk diperiksa di puskesmas karena terdapat gejala menyerupai Covid-19. Selanjutnya, pihak puskesmas melakukan uji usap antigen kepada para santri dan guru beberapa tahap yaitu tahap pertama 54 orang uji usap antigen dan tahap kedua hari ini 46 orang uji usap PCR.

Sebelumnya, sebagian santri turut dites uji usap secara mandiri. Total kurang lebih sebanyak 140 orang di pondok pesantren telah dites. "54 orang yang terkena terpapar, lima orang di antaranya guru," ungkapnya.

Ia mengatakan, para santri dan guru yang terpapar Covid-19 tidak memiliki gejala yang parah hanya demam dan letih. Saat ini mereka sedang menjalani isolasi mandiri di pesantren hingga 24 Juni mendatang.

Geovani mengatakan seluruh kebutuhan sehari-hari para santri dipenuhi dari para donatur. Selain itu, sebelum mereka terpapar Covid-19 biasa berwirausaha dengan berjualan produk-produk santri seperti hidroponik atau sabun. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Grace Mediana mengatakan pihak puskesmas terus melakukan trasing serta memisahkan para santri yang terpapar untuk menjalani isolasi mandiri. Pihaknya juga memberikan vitamin.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement