REPUBLIKA.CO.ID,- Empat belas abad yang lalu, dua puluh pemimpin Yahudi Bani Nadhir berangkat menuju Makkah. Langkah mereka pasti. Mereka mengajak orang-orang Quraisy untuk menghancurkan kaum muslimin di Madinah. Dendam orang-orang Yahudi itu bukan hanya lantaran mereka terpinggirkan dari Madinah, namun lebih disebabkan kebencian mereka terhadap Islam (QS Al Baqarah 120).
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Setelah berhasil membujuk kaum Quraisy, mereka segera mendatangi beberapa kabilah di tanah Arab. Berbagai hasutan, propaganda, dan fitnah terhadap kaum muslimin dilancarkan.
Tujuannya hanya satu, yakni menyakinkan kabilah-kabilah itu agar bersedia memerangi Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Akhirnya, beberapa kabilah termakan propaganda Yahudi. Mereka bersedia mengirim pasukannya untuk memerangi kaum Muslimin, sehingga terbentuklah pasukan Ahzab (sekutu) dengan jumlah sepuluh ribu prajurit perang.
Pada waktu yang telah disepakati mereka bergerak bersama ke arah Madinah untuk melancarkan serangan. Madinah yang saat itu dipimpin Rasululah, pemimpin yang selalu waspada dan senantiasa memperhitungkan segala kemungkinan.
Sebelum pasukan sekutu tiba di Madinah, Rasulullah telah mendengar berita tersebut. Maka dilakukanlah musyawarah tingkat tinggi guna mencari strategi untuk menghadapi musuh yang berkekuatan besar yang akan menyerangnya. Atas usulan Salman Al Farisi, maka dibuatlah khandak (parit) untuk membentengi Madinah.
Ternyata, strategi aneh yang belum dikenal bangsa Arab kala itu ampuh, pasukan sekutu yang berkekuatan besar tidak bisa berbuat apa-apa, selain membuat perkemahan tidak jauh dari Madinah. Meski demikian, orang-orang Yahudi yang berada di Madinah bergerilya menghasut dan memecah belah kaum muslimin.
Akan tetapi, keteguhan iman, kekompakan, kesungguhan, dan kepiawaian kaum muslimin dalam mengatur strategi benar-benar telah mendatangkan pertolongan Allah. Allah mengirim angin dan para malaikat untuk memporak-porandakan perkemahan pasukan sekutu sehingga akhirnya mereka lari ketakutan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Mahamelihat akan apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Ahzab 9).