REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel akan mengerahkan 2.000 pasukan pada Selasa (15/6) untuk memberikan perlindungan kepada peserta pawai bendera yang direncanakan melintasi wilayah pendudukan Yerusalem Timur.
Menurut Perusahaan Penyiaran Israel, pasukan polisi akan dikerahkan di sekitar rute yang akan diambil para peserta selama pawai.
Menurut laporan tersebut, polisi Israel juga memutuskan untuk memperkuat pasukan mereka di kota-kota campuran dan daerah Wadi Ara di Israel untuk mengantisipasi kekerasan selama pawai. Pawai bendera itu telah disetujui oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel Omer Bar-Lev pada Senin malam.
Kelompok-kelompok dari sayap kanan Israel menyerukan partisipasi dalam pawai yang melewati tembok Kota Tua Yerusalem dan berhenti di Bab al-Amud sebelum melanjutkan ke Tembok al-Buraq Al-Aqsa yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Tembok Barat.
Sementara itu, faksi-faksi Palestina meminta warga Palestina untuk berkumpul di daerah Bab al-Amoud, salah satu gerbang Kota Tua di Yerusalem Timur, pada saat pawai berlangsung.
Pada Senin, Joint List, aliansi empat partai politik Arab Israel, meminta Perdana Menteri Naftali Bennett dan Bar-Lev untuk membatalkan pawai tersebut.
Pawai akan diramaikan dengan tarian bendera, di mana para peserta menari sambil membawa bendera Israel di Bab al-Amud, salah satu gerbang di Kota Tua Yerusalem.
Pawai itu dijadwalkan pada bulan lalu, bertepatan dengan pendudukan Israel di Yerusalem Timur menurut kalender Ibrani, tetapi ditunda karena serangan Israel di Jalur Gaza.
Pejabat dan partai-partai Palestina telah memperingatkan soal konsekuensi dari penyelenggaraan pawai bendera itu dan meminta pemerintah Israel untuk bertanggung jawab atas dampaknya.