Rabu 16 Jun 2021 05:39 WIB

Richard Gere: Palestina Punya Tempat Khusus di Hati Saya

Gere dikenal memiliki jiwa kemanusiaan dan dukungan yang besar terhadap Palestina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Richard Gere
Foto: Alessandro Della Bella/AP
Richard Gere

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Aktor kawakan Hollywood Richard Gere menyatakan solidaritasnya untuk warga Palestina dan penderitaan mereka di bawah pendudukan Israel. Dalam sebuah cuitan di Twitter, aktor berusia 71 tahun itu mengatakan Palestina selalu punya tempat di hatinya dan Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) memiliki peran penting untuk membantu warga Palestina.

"Warga Palestina memiliki tempat khusus di hati saya dan saya tidak bisa membayangkan apa yang kalian alami saat ini," ujar Gere dilansir Middle East Monitor, Rabu (16/6).

Baca Juga

Sebagian besar penduduk Gaza adalah pengungsi yang berada di bawah pendudukan Israel dan menghadapi pembersihan etnis. Mereka sangat bergantung pada UNRWA untuk kebutuhan dasar termasuk kesehatan, perumahan, dan pendidikan.

Gere dikenal memiliki jiwa kemanusiaan dan dukungan yang besar terhadap rakyat Palestina. Pada 2017 Gere menyamakan situasi di Hebron yang diduduki dengan segregasi di Amerika Selatan era Jim Crow, ketika orang kulit hitam Amerika menjadi sasaran diskriminasi struktural seperti apartheid.

"Ini persis seperti Old South di Amerika. Orang kulit hitam tahu ke mana mereka bisa pergi, mereka bisa minum dari air mancur itu, tapi mereka tidak bisa pergi ke sana, mereka tidak bisa makan di tempat itu," kata Gere kepada stasiun TV Israel selama tur kota Tepi Barat.

Gere juga mengecam permukiman Israel. Dia menyebut permukiman itu sebagai provokasi yang tidak masuk akal dan pendudukan dapat menghancurkan semua orang. Dia bersikeras tidak ada pembelaan atas pendudukan tersebut.

Sedikitnya 260 warga Palestina gugur dan ribuan terluka dalam serangan udara Israel yang berlangsung selama 11 hari di Jalur Gaza pada 10 Mei. Sebanyak 66 anak-anak dan 39 wanita termasuk di antara mereka yang meninggal dunia dalam serangan itu. Di sisi lain, 13 warga Israel juga tewas oleh tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza.

Kelompok pejuang Palestina, Hamas, dan pasukan Israel yang bertikai telah mencapai gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir. Pertempuran itu menjadi yang paling sengit dalam beberapa tahun terakhir.

Serangan bermula ketika pengadilan Israel memutuskan untuk mengusir delapan keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki. Kerusuhan meluas hingga pasukan Israel melakukan kekerasan terhadap Muslim Palestina yang sedang melakukan ibadah di masjid al-Aqsa pada bulan ramadan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement