Rabu 16 Jun 2021 07:41 WIB

Mahfud Minta Kiai Madura Kampanye Bahaya Covid-19

Masyarakat Bangkalan Madura menganggap ke rumah sakit akan berujung pada kematian.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
Petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya menyemprotkan larutan disinfektan di area pos penyekatan Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa timur, Kamis (10/6/2021). Penyemprotan disinfektan dilakukan di area pos penyekatan yang menjadi tempat dilakukannya tes cepat antigen dan tes usap PCR bagi warga dari Pulau Madura yang menuju maupun melintas ke Surabaya, menyusul meningkatnya kasus COVID-19 di Bangkalan, Madura.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya menyemprotkan larutan disinfektan di area pos penyekatan Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa timur, Kamis (10/6/2021). Penyemprotan disinfektan dilakukan di area pos penyekatan yang menjadi tempat dilakukannya tes cepat antigen dan tes usap PCR bagi warga dari Pulau Madura yang menuju maupun melintas ke Surabaya, menyusul meningkatnya kasus COVID-19 di Bangkalan, Madura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengajak para kiai di Kabupaten Bangkalan, Madura, untuk bersama-sama menyadarkan masyarakat akan bahaya Covid-19. Dia menekankan tes swab penting untuk dilakukan karena fakta di lapangan kebanyakan pasien yang dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi parah.

“Kita melihat fakta, kebanyakan yang dibawa ke Rumah Sakit sudah parah, untuk mencegah itu, agar para ulama mensosialisasikan bahwa tes swab itu penting untuk mengetahui dan agar dapat mencegah,” ujar Mahfud dalam siaran persnya, Rabu (16/6).

Baca Juga

Hal itu dia sampaikan dalam acara silaturahmi dengan alim ulama dalam rangka penanganan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan. Dalam kegiatan ini Mahfud hadir bersama Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa, dan Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron.

Dalam sambutannya Bupati Bangkalan mengatakan, kondisi saat ini sebagian besar masyarakat tidak mau ke rumah sakit, namun setelah parah baru ke rumah sakit dan meninggal. Hal tersebut membuat munculnya suatu kesimpulan di tengah masyarakat, yakni jangan ke rumah sakit karena pasti mati.