REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Realisasi produksi kopi robusta Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencapai 4.004 ton dalam setahun. Angka ini melebihi target yang ditetapkan sebanyak 3.000-an ton per tahun hingga 2023.
Bupati Bogor, Ade Yasin, mengatakan, Kabupaten Bogor sangat kaya akan kekayaan alamnya. Tanah-tanah yang subur dapat diolah untuk pertanian dan perkebunan.
"Sistem dan teknologi bidang pertanian yang kami edukasikan terus juga membuahkan hasil," ujarnya di Cibinong, Bogor, Rabu (16/6).
Dia menyebut, target produksi kopi robusta di Kabupaten Bogor sudah diproyeksikan hingga 2023 yaitu sebanyak 3.726 ton setahun.Tak hanya kopi robusta, petani di Kabupaten Bogor juga menghasilkan jenis kopi lainnya, yakni arabika sebanyak 473 ton dan seberat 542 ton.
Ade Yasin menyebutkan, perkebunan jenis kopi robusta dan arabika tersebar di lima kecamatan, yakni Sukamakmur, Megamendung, Pamijahan, Babakanmadang, dan Tanjungsari. Sedangkan khusus jenis pala di Kecamatan Tamansari, Sukajaya, Cigombong, Caringin, Leuwisadeng, dan Nanggung.
"Kami urutan keempat dari penghasil kopi robusta di Indonesia, kalau di Jawa Barat kami produsen terbesar kesatu," kata dia.
Namun pihaknya masih menemukan sejumlah catatan dari sektor pertanian kopi, seperti belum optimalnya ketersediaan bibit kopi robusta dan pala untuk perluasa tanam. Selain itu, penerapan teknologi budi daya pada tanaman kopi juga belum optimal.