Rabu 16 Jun 2021 12:30 WIB

Kim Jong-un Mengaku Korut Kesulitan Pangan Akibat Pandemi

Topan yang menyebabkan kerusakan pertanian Korut turut andil dalam kesulitan pangan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un
Foto: AP/KCNA via KNS
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan ekonomi negara itu membaik tahun ini. Hanya saja, dia menyerukan langkah-langkah untuk mengatasi situasi pangan yang semakin sulit akibat pandemi virus corona dan topan tahun lalu.

"Situasi pangan masyarakat sekarang semakin tegang karena sektor pertanian gagal memenuhi rencana produksi biji-bijian, karena kerusakan akibat topan tahun lalu," kata Kim.

Baca Juga

Menurut kantor berita resmi Korea Utara KCNA, Kim memimpin rapat pleno komite pusat Partai Buruh yang berkuasa pada Selasa (15/6). Dia meninjau kemajuan kebijakan utama dan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah ekonomi.

Komite menetapkan tujuan dan tugas untuk mencapai rencana ekonomi lima tahun baru yang digariskan pada sesi sebelumnya pada Februari, termasuk peningkatan produksi makanan dan logam. Kim mengatakan ekonomi secara keseluruhan telah meningkat pada paruh pertama tahun ini, dengan total produksi industri tumbuh 25 persen dari tahun sebelumnya.

Namun, penguasa Korea Utara itu melihat ada serangkaian penyimpangan dalam upaya partai untuk melaksanakan rencana tersebut. Kondisi itu dinilai karena beberapa kendala, menyoroti persediaan makanan yang terbatas.

Partai Komunis yang berkuasa berjanji untuk mengarahkan semua upaya pertanian tahun ini dan membahas cara-cara untuk mengatasi pandemi Covid-19. Pandemi yang berkepanjangan pun mengharuskan partai untuk meningkatkan upaya menyediakan makanan, pakaian, dan perumahan bagi rakyat.

Kim juga menyerukan langkah-langkah untuk meminimalkan dampak bencana alam sebagai pelajaran dari tahun lalu dan kunci untuk mencapai tujuan tahun ini. Pada  Januari, Kim mengatakan rencana ekonomi lima tahun sebelumnya telah gagal di hampir setiap sektor. Kondisi itu terjadi ketika Korea Utara mengalami kekurangan pasokan listrik dan makanan kronis yang diperburuk oleh sanksi, pandemi, dan banjir.

Korea Utara belum secara resmi mengkonfirmasi kasus Covid-19. Namun, negara tertutup itu telah memberlakukan tindakan anti-virus yang ketat termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.

Covax yang merupakan inisiatif global untuk berbagi vaksin Covid-19 dengan negara-negara miskin, menyatakan akan memberikan hampir dua juta dosis ke Korea Utara. Namun, pengirimannya telah tertunda di tengah konsultasi yang berlarut-larut. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement