Rabu 16 Jun 2021 13:30 WIB

Didukung Sekutu, Biden Siap Lebih Konfrontatif dengan Putin

Biden akan bertemu langsung untuk pertama kalinya dengan Putin pada Rabu (16/6)

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Presiden AS Joe Biden berfoto saat bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (tidak ada di foto) menjelang KTT G7 Carbis Bay Hotel, Carbis Bay, Cornwall, Inggris, Kamis 10 Juni 2021.
Foto: AP/Toby Melville/reuters pool
Presiden AS Joe Biden berfoto saat bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (tidak ada di foto) menjelang KTT G7 Carbis Bay Hotel, Carbis Bay, Cornwall, Inggris, Kamis 10 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Setelah mendapat dukungan dari sekutu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendeklarasikan siap untuk lebih konfrontatif dengan Vladimir Putin. Biden akan bertemu langsung untuk pertama kalinya dengan Presiden Rusia tersebut pada Rabu (16/6).

Pertemuan kedua kepala negara itu diprediksi berjalan dengan sulit. Pertemuannya tertutup ini digelar usai Biden melakukan perjalanan luar negeri pertamanya sebagai presiden ke Eropa.

Baca Juga

Di Jenewa, Swiss ia memperkuat hubungan dengan sekutu-sekutu AS untuk menghadapi Rusia dan China. Tidak lama turun dari pesawatnya pulang dari Jenewa, wartawan bertanya pada Biden apakah ia siap dengan pertemuan Rabu ini. "Saya selalu siap," jawab Biden, Selasa (15/6) kemarin.

Sebelum ke Jenewa, Biden bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara kaya Group of Seven (G7), NATO, dan mengikuti pertemuan AS-Uni Eropa. Ia menyampaikan serangkaian pernyataan gabungan yang mengungkapkan kekhawatiran mengenai Rusia dan China.

Saat bertemu dengan Uni Eropa pada Selasa kemarin, ia mengumumkan terobosan untuk melonggarkan kebuntuan mengenai sengketa penjualan pesawat AS.

AS dan Uni Eropa menyatakan mereka 'menyatukan prinsip-prinsip pendekatan mereka, untuk merespons dengan tepat perilaku negatif dan aktivitas merugikan yang berulang dari' rival lama mereka yakni Rusia.

Perjalanan Biden ke Eropa bertujuan untuk memperbaiki kemitraan AS yang rusak selama pemerintahan mantan presiden Donald Trump. Politikus Partai Republik itu menyambut apa yang badan intelijen AS sebut sebagai intervensi Rusia di pemilihan umum AS dan memuji Putin dan pemimpin otoriter yang menurutnya kuat.

Pada awal tahun ini Rusia mengungkapkan kemarahannya karena Biden mengatakan ia mempertimbangkan Putin sebagai seorang 'pembunuh'. Tidak ada jadwal makan siang atau malam dalam pertemuan kedua kepala negara itu Rabu ini.

Selain itu, juga tidak ada jadwal konferensi pers bersama dalam pertemuan yang diperkirakan berjalan selama empat hingga lima jam. Kondisi ini sangat berbeda dari pertemuan G7 di mana tuan rumah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyambut tamu-tamunya dengan pesta barbeque dan foto bersama.

Seorang pejabat pemerintah AS yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan dalam pertemuan Biden-Putin, Washington berharap kesepakatan di sejumlah area kecil. Seperti menempatkan kembali duta besar AS dan Rusia ke Washington dan Moskow.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement