REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang Muslim yang baik tentu memiliki kemampuan meredam amarah. Apalagi, ada kabar gembira bagi mereka yang mampu melakukan itu, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran.
Muslim yang mampu mampu meredam amarah akan mendapatkan bidadari-bidadari bermata indah di surga kelak.
عن معاذ بن أنس الجهني رضي الله تعالى عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَن كَظم غيظًا، وهو يستطيع أن ينفذه، دعاه اللهُ يومَ القيامة على رؤوس الخلائق، حتى يخيِّره في أيِّ الحور شاء
Diriwayatkan dari Anas bin al Juhani RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang meredam amarah, padahal dia mampu mencurahkanya, Allah SWT akan memanggilnya di atas pemimpin makhluk, hingga dia berhak memilih bidadari mana yang dia kehendaki.” (HR Turmudzi.).
Seperti apakah para bidadari itu? Allah SWT berfirman dalam Alquran sebagai berikut ini:
وَحُورٌ عِينٌ كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ "Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik." (QS al Waqiah: 22-23)
Itu adalah pahala yang besar dan menjadi salah satu nikmat yang besar. Imam ath Thabari dalam kitab tafsirnya menjelaskan, mutiara tersebut murni berwarna putih dan betul-betul memiliki keindahan yang sempurna, seperti mutiara tersembunyi yang terpelihara.
Tak hanya itu, dalam surat ar Rahman ayat 56-61, Allah SWT berfirman secara lebih detail tentang bidadari yang dihadiahkan bagi mereka yang menahan amarah.
Syekh as Sa'adi menjelaskan, dari ayat tersebut, jelas bahwa para bidadari itu sangat amat terjaga kesuciannya sehingga tidak pernah tersentuh oleh manusia ataupun jin karena tubuh mereka hanya dikhususkan bagi para suaminya.
Para bidadari itu memiliki keindahan yang sempurna. Bahkan, mereka juga punya cinta yang sempurna untuk para suaminya. Sehingga, Allah SWT pun kembali berfirman, "Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?"
Ibnu Katsir memaparkan, semua itu adalah bentuk kebahagiaan dan dengan kebahagiaan itulah mereka aman dari kematian dan berbagai hal yang mengganggu. Tidak ada akhir di dalamnya sebab semuanya kekal abadi.
Sumber: alukah