Rabu 16 Jun 2021 16:48 WIB

Afrika Selatan Lockdown karena Gelombang Ketiga Covid-19

Kasus Covid-19 di Afrika Selatan meningkat lebih dari dua kali lipat

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Paramedis dari layanan ambulans Saaberie Chishty memasuki rumah seorang pasien COVID-19 di Lenasia, Afrika Selatan, ilustrasi
Foto: AP/Bram Janssen
Paramedis dari layanan ambulans Saaberie Chishty memasuki rumah seorang pasien COVID-19 di Lenasia, Afrika Selatan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memberlakukan pembatasan virus corona baru pada Selasa (15/6) malam. Keputusan itu untuk membantu negara itu mengekang penyebaran virus dan menyelamatkan nyawa saat memerangi gelombang ketiga pandemi.

Dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara itu, Ramaphosa mengatakan, karantina wilayah atau lockdown dilakukan akibat meningkatnya jumlah infeksi. Dia mengatakan jumlah rata-rata infeksi baru setiap hari meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua pekan terakhir dari sekitar 3.700 menjadi 7.500.

Baca Juga

"Rata-rata orang yang meninggal karena Covid-19 setiap hari meningkat 48 persen dari 535 dua minggu lalu menjadi 791 dalam tujuh hari terakhir," kata Ramaphosa dikutip dari Anadolu Agency.

Penambahan kasus membuat kabinetnya memutuskan untuk memindahkan negara itu ke Siaga Level 3. Keputusan baru itu melibatkan pembatasan penguncian yang lebih keras termasuk jam malam yang akan dimulai pukul 22.00 hingga 04.00 waktu setempat. Sebelumnya, di bawah status Siaga Level 2, jam malam dimulai pukul 23.00 hingga 04.00.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement