Rabu 16 Jun 2021 18:01 WIB

Usai Diamuk Bupati Solok, UGD Puskesmas Kembali Buka 24 Jam

Pembukaan layanan 24 jam itu dilakukan untuk penanganan layanan darurat.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus Yulianto
 Dua warga menjalani perawatan medis di ruang unit gawat darurat. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Rahmad
Dua warga menjalani perawatan medis di ruang unit gawat darurat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok kini sudah kembali aktif 24 jam. Sebelumnya, UGD tersebut hanya melayani pasien dari pukul 08.00 sampai 18.00 WIB. Di luar itu mereka menolak melayani pasien. 

Perubahan UGD kembali melayani 24 jam ini usai disidak Bupati Solok Epyardi Asda. Di mana Epyardi mengamuk karena mendapat laporan kelurahan dari masyarakat yang tidak dilayani Puskesmas Tanjung Bingkung dengan dalih jam kerja sudah habis.

"UGD kita buka 24 jam seperti semula, sesuai dengan instruksi (pimpinan)," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Maryetti Marwazi, Rabu (16/6).

Pembukaan layanan 24 jam itu dilakukan untuk memberikan penanganan awal bagi warga yang membutuhkan layanan darurat. Puskesmas menangani pasien pertama kali sebelum dirujuk ke rumah sakit terdekat. UGD hanya dibuka untuk pelayanan yang sifatnya darurat, seperti kecelakaan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Solok Epyardi Asda mengamuk di Puskesmas Tanjung Bingkung, Sabtu (12/6). Dia kesal karena pihak Puskesmas tidak memberikan layanan kepada korban kecelakaan, dengan alasan jam pelayanan Unit Gawat Darurat sudah tutup. Video mengamuknya bupati itu, viral di berbagai sosial media.

Dalam rekaman video tersebut, Epyardi terlihat datang ke Puskesmas Bingkung di Kecamatan Kubung Solok. Dia mengecek ruang UDG yang memang dalam keadaan tutup. Pimpinan Puskesmas dan staff langsung dikumpulkan. 

Masih dalam rekaman video tersebut, pihak Puskesmas memberikan sebuah surat. Surat tersebut berisi pernyataan bersama staf dan pimpinan Puskesmas, bahwa UGD tidak buka 24 jam, melainkan hanya dari pukul 08.00 sampai 18.00 WIB. Kondisi itu membuat Epyardi meradang. 

“Apa-apaan kalian ini. Dimana-mana di dunia, UGD itu buka 24 jam. Jangankan hari biasa. Hari Sabtu Minggu-pun harus ada yang standby. Saya sudah bilang, minimal empat orang harus standby,” kata Epyardi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement