Rabu 16 Jun 2021 20:31 WIB

Arab Saudi Eksekusi Pemuda Berusia 26 Tahun

Mustafa dieksekusi mati karena dinilai terbukti bagian dari jaringan teroris.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Palu Hakim di persidangan (ilustrasi)
Palu Hakim di persidangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi dilaporkan telah mengeksekusi seorang pemuda berpaham Syiah karena dituding terlibat dalam pemberontakan anti-pemerintah. Kelompok hak asasi manusia (HAM) Amnesty International menyoroti hal tersebut karena proses persidangannya dianggap sangat cacat.

Associated Press melaporkan, pemuda yang dieksekusi bernama Mustafa bin Hashim bin Isa al-Darwish (26 tahun). Menurut Kementerian Dalam Negeri Saudi, eksekusi terhadap al-Darwish dilakukan di Dammam pada Selasa (15/6).

Baca Juga

Dia dieksekusi setelah dinyatakan bersalah berpartisipasi dalam pembentukan sel teroris bersenjata. Dalam praktiknya, mereka disebut menjadikan polisi sebagai target utama serangan. Selain itu, al-Darwish dituduh memprovokasi kekacauan serta perselisihan sektarian.

Amnesty International menyoroti eksekusi tersebut. Amnesty mengatakan, al-Darwish ditahan pada 2015. Penahanan dilakukan karena dia dituduh terlibat dalam aksi kerusuhan antara tahun 2011 dan 2012.

Lembar dakwaan resmi tidak merinci tanggal dugaan kejahatan. Dengan demikian, al-Darwish bisa saja berusia 17 atau 18 tahun pada saat itu. Oleh sebab itu, menurut Amnesty International, yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai anak-anak.

Namun otoritas Saudi telah menyatakan bahwa kejahatan al-Darwish dilakukan saat dia berusia 19 tahun. Tahun lalu, Saudi menghentikan praktik eksekusi mati terpidana kejahatan saat yang melakukan aksi atau tindakannya berusia di bawah umur.

Selama bertahun-tahun, banyak melakukan eksekusi terhadap kelompok Syiah yang terlibat dalam protes kekerasan. Pada 2019, Saudi mengeksekusi 37 warga, 34 di antaranya diidentifikasi sebagai Syiah. Mereka dieksekusi karena dituduh terlibat dalam terorisme

Pada 2016, Saudi juga mengeksekusi 47 orang dalam sehari. Mereka pun dituduh terorisme. Di antara mereka yang dieksekusi adalah ulama Syiah terkemuka Nimr al-Nimr. Kematian al-Nimr kemudian memicu protes dari Pakistan ke Iran. Kedutaan Besar Saudi di Teheran menjadi sasaran penggeledahan. Hubungan Saudi-Iran belum pulih dan kedutaan tetap ditutup.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement